Jakarta (ANTARA) - Komite di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat memanggil perusahaan media sosial antara lain Meta, Alphabet, Twitter dan Reddit soal kerusuhan di Capitol yang terjadi tahun lalu.
"Kami tidak bisa menunda pekerjaan penting ini lagi," kata Ketua Komite, Bennie Thompson, dikutip dari Reuters, Jumat.
Baca juga: Medsos bersiap atasi konten berbahaya jelang setahun kerusuhan Capitol
Komite DPR sedang menyelidiki penyebab serangan di Capitol oleh pendukung Presiden AS yang menjabat saat itu, Donald Trump, serta peran Trump, yang mengklaim dia kalah dari Joe Biden karena dicurangi.
Thompson menyatakan ada dua pertanyaan penting dalam peristiwa ini, yaitu bagaimana penyebaran misinformasi bisa berpengaruh terhadap kerusuhan dan langkah apa yang dilakukan media sosial untuk mencegah platform menjadi tempat berkembang biak orang-orang radikal hingga melakukan kekerasan.
"Mengecewakan setelah berbulan-bulan, kita masih belum punya dokumen dan informasi yang penting untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar itu," kata Thompson.
DPR AS memberikan waktu hingga 27 Januari. Meta, dulu bernama Facebook Inc, menyatakan sudah menyerahkan dokumen sesuai jadwal yang diminta.
Sementara itu, Google menyatakan sudah bekerja sama dengan komite dengan menjawab "permintaan menyerahkan dokumen".
"Kami memiliki kebijakan yang ketat, yang melarang konten yang bisa memicu kekerasan atau merusak kepercayaan terhadap pemilihan umum, di YouTube dan produk-produk dari Google. Kami menggalakkan aturan ini menjelang 6 Januari dan tetap melakukannya sampai hari ini," kata Google.
Twitter menolak berkomentar untuk isu ini. Reddit mengatakan akan bekerja sama dengan komite.
Media sosial dikritik karena menyebarkan seruan kekerasan dan hoaks hingga menyebabkan kerusuhan pada 6 Januari 2021.
Baca juga: Trump gugat komite DPR terkait serangan di Capitol
Baca juga: Kasus kerusuhan Capitol, sekutu Trump dipanggil DPR AS
Baca juga: Pengacara tersangka perusuh Capitol AS minta alihkan tempat sidang
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022