Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di sejumlah daerah di Indonesia pada Jumat (14/1).
Dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang dapat terjadi di Bali, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, dan Maluku.
Baca juga: Hujan lebat diprakirakan meliputi sebagian besar provinsi
Baca juga: BMKG: Hujan lebat disertai angin kencang berpotensi di Jateng
Selain itu, juga terjadi di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Sumatra Selatan.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan akan potensi bencana hidrometeorologi pada 2022.
"Meski curah hujan tahun 2022 diprediksi sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2021, pemerintah dan masyarakat harus tetap mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi," ujar Dwikorita.
Dwikorita menjelaskan daerah yang diprediksi terjadi curah hujan bulanan di atas normal, seperti Sumatera bagian tengah hingga utara, Kalimantan bagian timur dan utara, Jawa bagian barat, sebagian Sulawesi, Nusa Tenggara bagian timur, Maluku dan Papua pada bulan Januari.
Selain itu, di sebagian Sumatera, sebagian Jawa, Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku bagian utara, dan Papua pada bulan Februari. Sementara Sumatera bagian utara, Jawa, Kalimantan bagian utara, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan sebagian Papua pada bulan Maret.
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia
"Dampak negatif dan positif yang disebabkan oleh iklim harus tetap dipetakan. Kondisi curah hujan di atas normal dapat dimanfaatkan untuk kecukupan kebutuhan sumber daya air, sektor pertanian, dan sektor kehutanan,” ujar Dwikorita.
Terkait dampak negatif, kata Dwikorita, pemerintah daerah dan masyarakat harus mewaspadai, mengantisipasi dan melakukan aksi mitigasi guna menghindari dan risiko bencana hidrometeorologi.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022