Pemalang (ANTARA News) - Setelah 23 tahun menjalani hidup sebagai perempuan, Leni Maryana, kini menjadi laki-laki bernama Rahmat Sutardi.
Leni Maryana yang kini telah merubah namanya menjadi Rahmad Sutardi mengaku lega setelah menjalani serangkaian operasi pada alat kelaminya agar menjadi laki-laki.
"Kini saya merasa lega setelah menjadi laki-laki, saya tidak lagi bingung dengan kondisi diri saya," kata Rahmat, Rabu, warga Desa Banglarangan, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah .
Ia mengatakan sejak lahir, anak ke empat dari delapan bersaudara pasangan Sutardi dan Duriyah ini memiliki kelainan pada kelaminnya sehingga keluarga bingung menentukan jenis kelamin Rahmat.
"Sejak kecil saya diperlakukan seperti anak perempuan, selalu mengenakan pakaian perempuan serta memakai anting-anting, bahkan saat sekolah saya juga memakai seragam model perempuan," katanya.
Menurut Duriyah, sejak lahir Rahmat memang diperlakukan seperti layakya anak perempuan, namun saat tumbuh dewasa, pertumbuhan fisik rahmat tidak menunjukan adanya tanda-tanda seperti perempuan pada umumnya bahkan hingga usia sekarang Rahmat juga tidak mengalami mentruasi.
"Sebenarnya kami bingung dengan kondisi fisik Rahmat, hingga akhirnya oleh petugas dinas sosial datang untuk membantu memeriksakan Rahmat ke dokter spesialis," kata Duriyah.
Ia mengatakan, hasil pemerisaan dokter di RSUP Kariadi Semarang, menyatakan bahwa Rahmat mengalami kelainan pada kelaminnya, sehingga harus menjalani serangkaian operasi agar benar-benar menjadi laki-laki bukan sebagai perempuan lagi.
"Sebenarnya Rahmat masih harus menjalani tiga kali operasi lagi di Rumah Sakit Kariadi Semarang, namun karena kami tidak ada biaya, maka hingga kini Rahmat belum menjalani operasi lagi," katanya.
Orantua Rahmat yang bekerja sebagai pedagang sayur di rumah tidak mampu menanggung biaya operasi lanjutan, sedangkan operasi yang dlakukan sebelumnya dapat terlaksana berkat bantuan dari dinas sosial setempat serta beberapa donatur yang bersimpati terhadap nasib Rahmat. (ANT-281/M011/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011