"Analis memperkirakan bank sentral AS the Fed akan mempertahankan kebijakan stimulus untuk menolong ekonomi AS, akibatnya mata uang dolar AS diperkirakan akan melemah," kata analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, sentimen pasar global menunjukkan tanda perbaikan dengan nilai tukar mata uang Asia menguat terhadap dolar AS termasuk mata uang nasional.
"Begitupun dengan bursa di Asia yang juga menguat. IHSG dibuka naik hingga menembus level 3.800 poin. Begitupun dengan harga minyak mentah, harga Brent naik ke 111,43 dolar AS per barel dan harga WTI naik ke 93,4 dolar AS per barel," katanya.
Sementara, kata dia, perbaikan ekonomi di Yunani menunjukkan tanda perbaikkan dari hasil pemungutan suara di Parlemen Yunani berhasil menyelamatkan kabinet bentukan Perdana Menteri (PM) Yunani George Papandreaou yang baru dalam sidang mosi tidak percaya.
"Kemenangan ini menjadi sinyal kuat dukungan politik untuk PM Yunani untuk merancang anggaran yang ketat dan penjualan aset pemerintah untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh dana moneter internasional (IMF) dan Uni Eropa untuk mendapatkan pencairan pinjaman tahap ke lima sebelum 15 Juli mendatang sebesar 12 miliar euro sebagai bagian dari dana talangan pertama senilai 110 miliar euro," papar dia.
Meski demikian, lanjut dia, tampaknya masalah belum akan selesai karena keuangan Yunani diambang kebangkrutan dan diperkirakan membutuhkan dana talangan kedua senilai total 120 miliar euro.
"Pelaku pasar masih memperhitungkan kemungkinan gagal bayar Yunani di waktu mendatang dan menunggu keputusan dari pertemuan tingkat tinggi pimpinan Uni Eropa pada 23-24 minggu ini," katanya.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011