Solo (ANTARA) - Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Firman Santyabudi berharap program Smart City di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, menjadi "role model" (contoh) kota-kota lainnya di Indonesia untuk memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder).
"Jadi forum, sistem, dan perangkat keras ini, semuanya didedikasikan untuk pelayanan dan kepentingan publik. Program Smart City ini, ke depan akan dilaksanakan secara simultan dan kami berharap smart-smart city lainnya yang akan menyusul Surakarta," kata Kakorlantas saat meninjau kesiapan program Smart City di Traffic Management Center (TMC) Polres Kota Surakarta, Kamis.
Kakorlantas menjelaskan program Smart City ini, merupakan penggabungan pekerjaan beberapa pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) pemerintahan melalui aplikasi-aplikasi yang dibuat.
"Kami melihat dari kaca mata kepolisian misalnya, bisa tentang keamanan, penertiban dan masyarakat (Kamtibmas) termasuk keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas)," kata Kakorlantas.
Kakorlantas mengatakan untuk pemerintahan kota di situ ada pelayanan-pelayanan publik lainnya, apakah itu, tentang ketertiban masyarakat, wilayah-wilayah lain yang mungkin ada kendala dalam penyelenggaraan kesehariannya.
Baca juga: Kakorlantas tinjau persiapan "smart city" Solo terintegrasi dengan TMC
Aplikasi yang dibuat ini, akan memberikan data. Contohnya mengapa di jalan ini, setiap hari kok arus lalu lintasnya macet. Nanti akan dihitung berapa mobil yang lewat apalikasi ini bisa terjawab dari situ.
Selain itu, pantauannya secara visual dengan kamera maka akan kelihatan, pada jam-jam tertentu ternyata dipakai parkir, petugas bisa mengambil keputusan datangi ke lokasi. Kebijakan pemerintah bisa berjalan apakah nanti kemudian ada larangan parkir di jalan itu, atau disiapkan lahan parkir dan sebagainya.
Misalnya, program tersebut salah satunya untuk penanganan aduan kecelakaan lalu lintas, kerusakan jalan, bencana banjir, atau kemacetan yang diberikan nama elektronik Polishing Solo. Hal ini, bagian dari bentuk pelayanaan Smart City.
Solo dibangun aplikasi-aplikasi ini, yang dapat mengakses semua pengaduan masyarakat dan kemudian diolah untuk dijadikan bahan rekomendasi untuk penanganan terhadap permasalahan itu sendiri. Aplikasi ini, memudahkan masyarakat untuk mengakses untuk memberikan informasi.
Kenapa dipilih di Solo, kata Kakorlantas, dari melihat data yang diperoleh untuk menentukan program tersebut diterapkan di sini kolaborasi antara pihak-pihak yang berkepentingan yang ada sudah berjalan.
Baca juga: Kominfo bangun pusat data dan dorong perluasan smart city tahun depan
Pihaknya sedang menunggu, Wali Kota Surakarta, menandatangani forum ini, karena kekuatan Smart City ada pada kolaborasi pihak yang berkepentingan khusus yang bergerak di bidang pelayanan masyarakat. Pihaknya ke depan akan menerapkan beberapa aplikasi-aplikasi yang mendukung untuk kelancalaran pelayanan masyarakat di Kota Surakarta.
Jadi sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kolaborasi yang sudah berjalan hingga hari ini, di Surakarta. Kedua secara formal forum ini, akan segera terbentuk. Korlantas Polri akan membekap menambah baik sistem maupun perangkat-perangkat keras yang harus disiapkan di lapangan.
Hal ini, perlu dukungan masyarakat Surakarta secara penuh. Karena, masyarakat bisa berperan aktif. menjadi peserta-peserta yang diharapkan. Bukan hanya karena dikontrol oleh sistem, kamera dan sebagainya, tetapi betul-betul siap untuk menjadi pemakai jalan yang diharapkan.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan konsepnya Smart City berkolaborasi. Jadi dari Polri nanti mensuport dari kamera-kamera yang sudah eksis. Kolaborasi juga misalnya, dengan Satpol PP, Damkar, dan BPBD semuanya nanti gotong royong.
"Program Smart City ini, akan diluncurkan Februari 2022. Semua yang ada sudah esksis nanti akan dikolaborasikan," kata Gibran.
Baca juga: Menkominfo: "Smart City" jawab tantangan kependudukan di era digital
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022