Selama pertunjukan gamelan dan tarian, tidak kurang dari 500 orang memenuhi area panggung pertunjukan dan memberikan tepuk tangan meriah, ujar Pudji Parang, salah seorang anggota grup gamelan Wacana Budaya kepada Antara London, Rabu.
Dennis Welther, warga Jerman yang mengenakan pakaian lurik dan blankon dengan cekatan mengangkat peralatan Gamelam ke atas panggung dan memainkan gamelan bersama anggota grup Gamelan Wacana Budaya yang berasal dari Frankfurt am Main.
Festival diselenggarakan setiap dua tahun dibuka walikota Gerolstein, Bern May dan kepala wilayah administratif Gerolstein, Heinz Onnertz menyampaikan kebanggaan dapat menjadi tuan rumah dan tampilnya berbagai bentuk seni budaya berbagai bangsa di dunia.
Selama satu hari penuh, tidak kurang dari 17 grup kesenian yang menampilkan berbagai kesenian rakyat dari Thailand, Itali, Turki, Portugis, Iran, Honggaria, Amerika Latin, Afrika, Amerika Serikat, Afganistan, dan Indonesia.
Berbagai penampilan musik, tari dan lagu-lagu khas dari berbagai negara tampil di panggung berdekorasi meriah berbagai bendera dari Negara.
Para pengunjung menikmati berbagai makanan khas dari berbagai negara yang disajikan dengan menarik. Stand Indonesia disiapkan ibu Elisabeth Pauly, warga Indonesia yang lama menetap di Jerman.
Ibu Elizabeth menawarkan hidangan baso ayam, wedang jahe dan nasi campur yang laris manis dan habis sebelum acara festival selesai.
Bersama grup gamelan Wacana Budaya tampil Mira Rochyadi dari Konjen RI Frankfurt yang membawakan tari Topeng Kelana Menakjingga yang berhasil menarik perhatian pengunjung.
Anggota grup gamelan tampil lengkap dengan seragam tradisional Jawa berwarna biru dan membawakan lagu Manyar Seu, Gugur Gunung dan Serayu.
Keunikan alat dan suara gamelan memancing keingintahuan dan decak kagum para pengunjung.
Setelah pertunjukan usai, atas permintaan para penonton, pembawa acara mewawancarai penari topeng untuk menanyakan lebih lengkap informasi mengenai kostum tarian dan karakter topeng yang dimainkan atas permintaan para penonton.
"Kami sudah dua kali diundang untuk menampilkan kesenian dari Indonesia, dua tahun lalu kami menampilkan musik Angklung dan mendapat sambutan meriah," ujar Pudji Parang.
Grup gamelan yang berdiri lebih dari 10 tahun beranggotakan sebanyak 15 orang, yang terdiri dari masyarakat Indonesia, Jerman dan Amerika bermukim di Frankfurt dan sekitarnya.
Bukan hanya di Jerman, grup gamelan ini juga telah manggung di beberapa negara lain seperti Itali, Maroko dan Inggris. (ZG/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011