Bengaluru (ANTARA) - AstraZeneca menyatakan data awal dari uji coba yang dilakukan pada vaksin COVID-19 buatannya, Vaxzevria, menunjukkan respons antibodi yang lebih tinggi terhadap varian Omicron dan lainnya, termasuk Beta, Delta, Alpha, dan Gamma, ketika diberikan sebagai dosis penguat (booster).
Peningkatan respons terlihat pada orang yang sebelumnya disuntik dengan Vaxzevria atau vaksin lain berbasis mRNA, kata pembuat obat itu pada Kamis.
AstraZeneca menyerahkan data itu ke regulator di seluruh dunia mengingat kebutuhan mendesak akan dosis penguat vaksin.
AstraZeneca telah mengembangkan vaksin dengan para peneliti dari Universitas Oxford, dan penelitian laboratorium bulan lalu menemukan bahwa tiga dosis Vaxzevria efektif melawan varian baru yang menyebar dengan cepat.
Baca juga: Studi Oxford: 'Booster' AstraZeneca ampuh lawan Omicron
Perusahaan itu mengatakan bahwa temuan tersebut semakin menambah bukti yang mendukung dosis ketiga dari vaksinnya, terlepas dari vaksin utama yang digunakan.
"Studi penting ini menunjukkan bahwa dosis ketiga Vaxzevria setelah dua dosis awal dari vaksin yang sama, atau setelah vaksin berbasis mRNA atau berbasis virus yang tidak diaktifkan, sangat meningkatkan kekebalan terhadap COVID-19," kata kepala Oxford Vaccine Group Andrew Pollard dalam sebuah pernyataan.
Sebuah uji coba besar di Inggris pada Desember lalu menemukan bahwa suntikan AstraZeneca meningkatkan antibodi ketika diberikan sebagai dosis penguat setelah vaksinasi awal dengan AstraZeneca atau Pfizer, yang sama-sama berbasis teknologi mRNA.
Namun, penelitian itu menyimpulkan bahwa vaksin mRNA yang dibuat oleh Pfizer dan Moderna memberikan dorongan terbesar pada antibodi ketika diberikan sebagai dosis penguat.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pemerintah kaji vaksin "booster" Pfizer, Sinovac dan AstraZeneca
Baca juga: Peneliti: Paduan viral vector dan mRNA hasilkan imun lebih tinggi
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022