London (ANTARA News) - Asosiasi pemuda Tunisia yang tergabung dalam Kamar Pemuda Internasional (JCI) tertarik mempelajari demokrasi Indonesia dengan menghadirkan Dubes RI untuk Tunisia, M. Ibnu Said, pada peringatan HUT ke-40 JCI, yang diadakan di Tunis baru baru ini.

Panitia JCI Tunis mengundang Dubes M. Ibnu Said menyampaikan presentasi mengenai perkembangan reformasi dan proses demokratisasi di Indonesia, ujar Sekretaris Satu Politik KBRI Tunis, Boy Dharmawan, kepada ANTARA London, Rabu.

Dikatakannya, paparan yang disampaikan Dubes M. Ibnu Said memperoleh apresiasi dari sekitar 100 hadirin, umumnya tokoh muda Tunisia terdiri atas pengurus baru dan pengurus lama JCI Tunis.

Sebelumnya Dubes mengucapkan selamat dan menyampaikan apresiasi atas upaya JCI memobilisasi kalangan muda Tunisia dalam proses reformasi dan demokrasi di Tunisia.

KBRI Tunis bersedia membantu program JCI khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hubungan kedua Negara, ujarnya.

Terkait dengan proses demokrasi di Indonesia, Dubes menjelaskan pada intinya proses reformasi dan demokrasi dilakukan di Indonesia bertujuan untuk menyalurkan kehendak rakyat dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.

Menurut Dubes, proses tersebut harus dilakukan secara bertahap sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan rakyat terhadap lembaga atau institusi pemerintah.

Dubes juga menjelaskan kedekatan hubungan sejarah antara Indonesia dan Tunisia, yang dimulai sejak 1952, di mana Indonesia berperan dalam membantu perjuangan rakyat Tunisia memperoleh kemerdekaan.

Hubungan kedua negara terus mengalami peningkatan, terutama di bidang politik, ekonomi dan budaya. Hubungan diplomatik kedua negara, telah memasuki tahun pada tahun 2011.

Diutarakan pula tentang misi KBRI Tunis untuk meningkatkan hubungan kedua negara dan bangsa, di antaranya melalui people-to-people contact. KBRI Tunis siap bekerja sama dengan pemuda Tunisia di berbagai bidang, terutama di bidang ekonomi dan sosial budaya.

KBRI mengundang pengusaha tergabung dalam JCI untuk melakukan usaha ke Indonesia, atau berkunjung ke KBRI Tunis melihat berbagai produk unggulan Indonesia yang ada di ruang pamer usaha KBRI.

Revolusi Melati di Tunisia pada 14 Januari lalu menimbulkan euforia politik di masyarakat. Kondisi politik setiap hari kerap dirongrong berbagai aksi unjuk rasa dengan beragam tuntutan yang umumnya berinti pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Semasa rezim Ben Ali, Davos World Economic Forum Global Competitiveness Report 2010-2011, menempatkan Tunisia pada peringkat ke-32 di dunia karena unggul dalam bidang pemerintahan, keamanan dan pendidikan. Revolusi mengubah kondisi Tunisia saat ini. (ZG/M016/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011