Seoul (ANTARA) - Korea Selatan akan mulai menggunakan pil antivirus Pfizer untuk pengobatan pasien COVID-19 pada Jumat (14/1), kata para pejabat kesehatan negara itu.
Langkah itu diambil di tengah kekhawatiran pada meningkatnya penyebaran varian Omicron yang sangat menular.
Sedikitnya 21.000 pil antivirus bernama Paxlovid itu tiba pada Kamis untuk didistribusikan ke sekitar 280 apotek dan 90 pusat kesehatan masyarakat, kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA).
"Mengingat daya infeksi Omicron yang jauh lebih tinggi, obat ini harus memainkan peran berarti dalam mengurangi jumlah pasien yang menunjukkan gejala parah bahkan jika jenis virusnya relatif tidak terlalu ganas," kata pejabat KDCA Kim Ki-nam pada sebuah pengarahan.
Obat itu akan digunakan untuk merawat lebih dari 1.000 orang per hari, dengan memprioritaskan kelompok tertentu, seperti pasien dengan risiko tinggi menjadi parah, pasien berusia 65 tahun ke atas dan pasien yang kekebalan tubuhnya menurun, kata KDCA.
Baca juga: Puluhan warga Korsel terinfeksi COVID usai hadiri pameran di AS
Pasokan tambahan 10.000 pil Paxlovid itu diharapkan tiba pada akhir Januari.
Paxlovid hampir 90 persen efektif dalam mencegah kasus rawat inap dan tingkat kematian pada pasien COVID-19, dan data menunjukkan bahwa obat itu tetap efektif terhadap Omicron, kata Pfizer.
Korsel telah menjajaki persediaan farmasi (obat-obatan dan vaksin) tambahan untuk mencegah lonjakan infeksi yang disebabkan oleh varian Omicron. Negara itu menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 buatan Novavax Inc pada Rabu (12/1).
Sejak pandemi dimulai, negara berpenduduk 52 juta orang itu telah menjadi salah satu kisah sukses dalam penanganan virus corona, dengan total 679.030 kasus COVID-19 dan 6.210 kematian.
Baca juga: Pasukan AS di Korsel naikkan status kewaspadaan COVID-19
Keberhasilan mitigasi pandemi di Korsel sebagian besar dicapai dengan kewajiban memakai masker dan aturan jarak sosial.
Varian Omicron merupakan sebagian kecil dari keseluruhan kasus COVID-19 di Korsel, tetapi jumlah kasus varian itu meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi sekitar 12,5 persen selama dua pekan terakhir.
Pemerintah Korsel pada Jumat (14/1) akan memutuskan apakah akan memperpanjang masa aturan jarak sosial yang diberlakukan kembali pada pertengahan Desember 2021 setelah kasus infeksi harian mencapai rekor baru hampir 8.000 kasus.
Hampir 90 persen orang dewasa di Korsel telah divaksin lengkap dan 55 persen telah mendapat suntikan dosis penguat (booster) pada Rabu (12/1), menurut data KDCA.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korea Selatan catat 187.611 infeksi terobosan COVID
Baca juga: Korsel laporkan dua kematian pertama akibat Omicron
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022