Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) akan memberangkatkan 104 TKI perawat pasien (nurse) dan pengasuh jompo (careworker) ke Jepang pada 4 Juli mendatang.

Deputi Kepala BNP2TKI Bidang Penempatan Ade Adam Noch saat menutup pelatihan keterampilan berbahasa Jepang bagi 104 calon TKI itu di Jakarta, Selasa, berharap mereka dapat bekerja dengan sangat baik di negeri Sakura.

Penempatan TKI ke Jepang merupakan program kerja sama pemerintah kedua negara (Government to Government) khusus bagi perawat pasien di rumah sakit dan pengasuh jompo di berbagai pusat atau panti jompo di Jepang.

Penempatan TKI ke Jepang berlangsung sejak 2008 dan jumlahnya hingga penempatan 4 Juli mendatang sebanyak 791 orang.

Pada 2008, BNP2TKI menempatkan 208 TKI ke Jepang terdiri atas 104 TKI perawat pasien dan 104 TKI pengasuh jompo.

Pada 2009, BNP2TKI menempatkan 362 TKI ke Jepang terdiri atas 173 TKI perawat pasien dan 189 TKI pengasuh jompo.

Pada 2010, BNP2TKI menempatkan 116 TKI ke Jepang terdiri atas 39 TKI perawat pasien dan 77 TKI pengasuh jompo.

Sedangkan pada 2011 BNP2TKI menempatkan 104 orang terdiri atas 47 TKI perawat pasien dan 57 TKI pengasuh jompo dan mereka baru menyelesaikan pelatihan Bahasa Jepang selama lebih dari tiga bulan (dari 2 Maret sampai 21 Juni 2011) di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Bahasa milik Kementerian Pendidikan Nasional.

Ade mengatakan mereka diberangkatkan ke Jepang pada 4 Juli mendatang untuk mengikuti kembali pelatihan keterampilan bahasa Jepang selama enam bulan ke depan sehingg total selama sembilan bulan (tiga bulan di Indonesia dan enam bulan di Jepang)

Di antara mereka, terdapat satu orang TKI pengasuh jompo, Tumbur Harmoko Turnip telah berangkat ke Jepang pada 7 Juni lalu tanpa mengikuti pelatihan Bahasa Jepang karena telah memiliki sertifikat kemampuan Bahasa Jepang tingkat 2 dan dia ditempatkan di panti jompo di Shin Yokohama Parkside Home, Jepang.

Ade mengatakan mereka juga mewakili atau menjadi duta Indonesia.

"Kalau Anda sukses maka Anda juga ikut mengharumkan nama bangsa dan negara di mata dunia," kata Ade didampingi Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI Haposan Saragih dan Kasubdit Kerja Sama Antarinstansi BNP2TKI Yeni Agus Winoto.

Ade berharap mereka melayani pasien dan jompo yang membutuhkan pertolongan dengan perhatian serta perawatan yang baik dan santun.

Khusus terhadap 47 TKI perawat yang ditempatkan ke Jepang pada 2011, Ade juga berharap setidaknya 50 persen dari mereka dapat lulus ujian nasional keperawatan setelah setahun bekerja agar mereka bisa bekerja lebih lama lagi di Jepang, tidak sebatas masa kontrak yang dibatasi tiga tahun.

Ade menyebutkan pada ujian nasional keperawatan di Jepang 2010 hanya ada dua TKI yang lulus dari penempatan angkatan 2008 dan pada 2011 yang lulus ujian nasional meningkat 15 orang (13 dari angkatan 2008 dan dua dari angkatan 2009).

Bagi mereka yang tidak lulus ujian nasional keperawatan di Jepang, diberi kesempatan satu kali lagi untuk mengikuti ujian pada tahun berikutnya.

Bila sudah dua kali tidak lulus ujian maka mereka hanya bisa bekerja di Jepang selama masa kontrak tiga tahun tetapi bagi yang lulus ujian nasional keperawatan maka bisa bekerja di Jepang selama mungkin selama rumah sakit di Jepang membutuhkan.

Tingkat kelulusan TKI dalam ujian nasional keperawatan di Jepang, kata Ade, lebih baik dibandingkan dengan tenaga kerja asal Filipina yang masing-masing hanya lulus satu orang pada ujian nasional 2010 dan 2011.(*)
(T.B009/Z003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011