Yogyakarta (ANTARA News) - Sekitar 70 persen sumur warga di Kota Yogyakarta tercemar bakteri e-coli karena letaknya berdekatan dengan tempat pembuangan limbah rumah tangga.
"Berdasarkan data pada 2010 di 36 sumur yang dijadikan tempat pengambilan sampel, ada sekitar 70 persen sumur yang tercemar bakteri e-coli," kata Kepala Bidang Pengawasan dan Pemulihan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta, Ika Rostika, di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, jumlah sumur warga yang tercemar bakteri e-coli pada 2010 tersebut sudah lebih sedikit bila dibanding persentase sumur yang tercemar bakteri serupa pada 2007 yang mencapai 85 persen.
BLH, lanjut dia, akan terus berupaya untuk menekan pencemaran bakteri e-coli di sumur warga dengan sosialiasi budaya hidup bersih kepada warga Kota Yogyakarta melalui berbagai kegiatan.
"Pencemaran tersebut bisa ditekan apabila pola hidup warga juga berubah. Namun, mengubah pola hidup warga itu bukan sesuatu hal yang mudah dilakukan," katanya.
BLH, lanjut dia, akan kembali melakukan pemeriksaan terkait pencemaran bakteri e-coli tersebut pada akhir 2011.
Sementara itu, Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lestari yang bergerak di bidang lingkungan hidup, Agus Hartana, mengatakan bahwa masih cukup tingginya pencemaran bakteri e-coli di sumur warga tersebut disebabkan pola hidup masyarakat yang cenderung semakin pragmatis.
"Masyarakat lebih senang mengutamakan kepraktisan yang justru berakibat pada penurunan kondisi lingkungan, seperti munculnya pencemaran bakteri e-coli di sumur warga," katanya.
Selain pengelolaan limbah rumah tangga yang kurang baik, lanjut dia, pencemaran bakteri e-coli di sumur warga juga dapat disebabkan oleh pengelolaan sampah yang masih buruk.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, pengelolaan sampah dilakukan di sumber penghasil sampah. "Namun, hal itu belum dapat direalisasikan dengan baik. Pemerintah, pemerhati lingkungan dan masyarakat perlu memikirkan jalan keluar terbaik, agar pencemaran lingkungan tidak semakin meningkat," katanya.
(T.E013)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011