Lumajang (ANTARA News) - Gunung Semeru dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengeluarkan hembusan asap sebanyak 24 kali.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Sofyan, Selasa, mengatakan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mengeluarkan hembusan asap sebanyak 24 kali dan gempa tremor sebanyak dua kali.
"Dalam seismograf tercatat gempa tektonik jauh sebanyak enam kali dan hari ini tidak ada letusan sama sekali," tuturnya.
Saat ini, lanjut dia, puncak Gunung Semeru tertutup kabut, sehingga tidak bisa dilihat dengan mata biasa terkait dengan aktivitas gunung tertinggi yang berada di Kabupaten Lumajang itu.
"Selama sepekan terakhir, hanya satu kali letusan Gunung Semeru yang tercatat pada seismograf, selanjutnya aktivitas Semeru hanya mengeluarkan hembusan," paparnya.
Ia menjelaskan status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih Waspada (Level II), sehingga warga dilarang melakukan aktivitas yang berjarak 4 kilometer dari puncak Semeru.
Secara terpisah, Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Lumajang, Rochani, mengatakan pihaknya selalu berkoordinasi dengan PPGA di Gunung Sawur terkait dengan aktivitas Gunung Semeru.
"Hembusan dan letusan Gunung Semeru sudah biasa terjadi, namun aktivitas gunung api itu tidak menganggu aktivitas masyarakat di lereng Gunung Semeru," tuturnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan isu yang meresahkan terkait dengan aktivitas Gunung Semeru karena pihaknya selalu memantau perkembangan aktivitas gunung api tersebut.
"Apabila ada informasi peningkatan aktivitas Semeru, kami segera melakukan koordinasi dengan Camat dan Kepala Desa yang memiliki wilayah di lereng Gunung Semeru untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya menjelaskan.
Rochani mengemukakan, sejauh ini Gunung Semeru masih aman, namun pihak Satlak tetap melakukan pemantauan secara rutin untuk perkembangan aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu.
(pso-070/S016)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011