Jakarta (ANTARA) - China menempati peringkat pertama secara global dalam hal penjualan kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) selama tujuh tahun berturut-turut pada 2021, meski terdapat ketidakpastian ekonomi dan tekanan pada rantai pasokan, seperti ditunjukkan data resmi pada Rabu (12/1).

Penjualan NEV China mencapai 3,52 juta unit tahun lalu, menurut Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China.

"Sektor NEV China mempertahankan momentum pertumbuhan yang baik dalam produksi dan penjualan tahun lalu," kata Fu Bingfeng, Sekretaris Jenderal Asosiasi Manufaktur Mobil China (China Association of Automobile Manufacturers/CAAM), seraya menekankan pentingnya penjualan NEV yang kuat untuk mendukung permintaan pasar mobil China.

Ekspor NEV China secara khusus mencatatkan kinerja yang kuat tahun lalu, dengan mengekspor 310.000 unit.

Ledakan penjualan NEV terjadi menyusul perbaikan infrastruktur pendukung secara bertahap di China. Hingga akhir 2021, China telah membangun 75.000 stasiun pengisian daya, 2,62 juta tiang pengisian daya, dan 1.298 stasiun penggantian baterai.

Namun, sektor NEV China masih menghadapi tekanan dari kompetitor internasional serta tantangan untuk menstabilkan rantai industri dan pasokannya, kata Guo Shougang, seorang pejabat di kementerian tersebut.

Guo mendesak otoritas lokal untuk meluncurkan kebijakan yang lebih preferensial untuk parkir dan pengisian daya NEV, serta meningkatkan kebijakan pembelian mobil sehingga dapat menciptakan lingkungan yang baik guna mendorong penjualan NEV.

Dia menambahkan bahwa kementerian itu akan meningkatkan upaya untuk membangun lebih banyak fasilitas pengisian baterai pada 2022.

Data pada Rabu juga menunjukkan produksi dan penjualan mobil China masing-masing naik 3,4 persen dan 3,8 persen pada 2021 dari setahun sebelumnya, mengakhiri penurunan selama tiga tahun berturut-turut.

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022