Karawo merupakan kerajinan khas Gorontalo, mulai dikenal sejak abad 17, karenanya harus dipertahankan.
Gorontalo (ANTARA News) - Minat generasi muda Gorontalo terhadap kerajinan khas kain Karawo, sudah mulai tumbuh.
John Koraag (51), pria yang dikenal sebagai satu-satunya penggambar motif kain Karawo mengatakan, akhir-akhir ini mulai ada siswa SMA, yang tertarik belajar menggambar motif kain sulaman itu. Saat ini, dirinya telah membina enam siswa SMA, yang secara khusus ingin belajar menggambar motif kain Karawo.
"Alhamdulilah, sudah mulai kelihatan bakat mereka," kata dia saat ditemui ANTARA, Selasa.
Sebelumnya, John mengaku sempat khawatir dengan perkembangan pasar kain Karawo, apalagi hanya dirinya satu-satunya yang selama ini menggambar motifnya, dimulai sejak dirinya masih muda, 1978 silam.
Dia mengatakan, menggambar motif kain Karawo memang butuh kesabaran dan ketelitian, namun bisa menjadi sandaran hidup yang menjanjikan.
Motif yang diciptakan John, paling banyak berupa kembang, satu desain motif kain Karawo, bila dijual ke pengrajin dihargakan 75 ribu rupiah, dia juga mulai mengembangkan motif lainnya yang bisa diaplikasikan di atas sulaman kain Karawo.
Sedang motif desain ekslusif yang lebih rumit, yang biasanya dipesan seseorang, harganya bisa mencapai 150 ribu hingga 250 ribu rupiah.
Dia mengatakan, Karawo yang dikenal rumit pengerjaannya, pernah berjaya pada era 80an hingga 90an, sebelum akhirnya mulai meredup pasarnya.
Terkait dengan hal itu, dia berharap festival Karawo yang akan segera digelar oleh Bank Indonesia dalam waktu dekat ini, dapat kembali memantik kejayaan kerajinan khas itu.
Sebelumnya, Pemimpin Bank Indonesia setempat, Wahyu Purnama mengatakan, Festival Karawo yang akan digelar pada bulan Juni ini, memang bertujuan untuk menghidupkan kembali sentra usaha kerajinan khas itu.
"Karawo merupakan kerajinan khas Gorontalo, mulai dikenal sejak abad 17, karenanya harus dipertahankan," kata dia.
(KR-SHS) (ANTARA)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011