Jakarta (ANTARA News) - Bank Tabungan Negara (BTN) menargetkan laba bersih tahun 2006 mencapai Rp423 miliar naik dari tahun 2005 yang diperkirakan Rp419 miliar. "Target laba 2006 disampaikan dalam Rencangan Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2006 yang disampaikan kepada pemegang saham," kata Dirut BTN, Kodradi sebelum mengikuti RUPS tahunan BTN di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis. Menurut Kodradi pada tahun 2005, kredit baru BTN tumbuh 21,85 persen menjadi sekitar Rp5,82 triliun dari Rp4,08 triliun pada tahun 2004. Dengan demikian, total outstanding kredit BTN pada 2005 mencapai Rp15,36 triliun naik dari Rp12,609 triliun pada tahun 2004. "Pencapaian pertumbuhan kredit baru sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang menargetkan sasaran 22 persen," kata Kodradi. Sementara itu, target kredit baru tahun 2006, diperkirakan mencapai Rp5,7 triliun atau masih relatif sama dengan tahun 2005. Meski demikian, lanjut Kodradi, target kredit baru pada tahun 2006 akan terlampaui terutama didorong meningkatnya sasaran pembiayaan pembangunan rumah sederhana sehat (RSH) yang mencapai sekitar 100.000 unit RSH. Pada tahun 2004 pemerintah menargetkan pembangunan 200.000 RSH, BTN mengambil porsi sekitar 60.000 unit, namun realisasinya bisa mencapai 68.000 unit RSH. Pada tahun 2005, dari target 225.000 RSH, BTN membangun 78.287 unit dari target hanya 75.000 unit RSH. Sesuai anggaran subsidi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) oleh pemerintah sebesar Rp225 miliar pada tahun 2006, maka pemerintah menargetkan pembangunan 130.000 unit RSH dan BTN mengambil porsi mengambil pembangunan 100.000 unit. Secara keseluruhan ujarnya, rasio keuangan BTN tahun 2005 cukup bagus karena selalu melebihi target yang ditetapkan. Hingga Desember 2005 total asset BTN mencapai Rp29,06 triliun. "Ada kenaikan lavarage atau rasio modal terhadap aset hingga 20 kali lipat," ujarnya. Menanggapi wacana penjualan saham (ITO) BTN sejak tahun 2005, Kodradi mengatakan tergantung pemerintah sebagai pemegang saham. "BTN mestinya tidak perlu lagi menambah modal, karena rasio keuangan justeru melebihi target-target yang ditetapkan," katanya. Dia menjelaskan pada 2005 equitas (modal) perusahaan mencapai Rp1,336 triliun, artinya kalau ada penambahan modal justeru bisa menekan rasio return on invesment (ROI). Membaiknya kinerja keuangan BTN juga terlihat dari rasio kredit macet (NPL) mencapai 3,96 persen (gross), atau 1,17 persen (net). Sedangkan rasio kredit disalurkan ke dana pihak ketiga (LDR) hanya mencapai 79 persen.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006