Ramallah, Wilayah Palestina (ANTARA News) - Kelompok Fatah dan Hamas masih belum menyepakati siapa yang akan menjadi perdana menteri Palestina dalam pemerintahan persatuan nanti, kata sejumlah pejabat Palestina pada Senin.
Pertemuan di Kairo pada Selasa antara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang memimpin Fatah, dan Ketua Hamas Khaled Meshal ditunda karena Hamas menolak terpilihnya kembali pakar ekonomi Salam Fayyad, yang didukung Barat, kata mereka.
"Alasan penangguhan dalam pembentukan pemerintahan adalah karena keduanya belum mencapai kesepakatan soal Fayyad," kata seorang pejabat kepada AFP.
"Presiden Abbas tetap ingin Salam Fayyad, yang pencalonannya ditolak Hamas," tambahnya.
"Fayyad tak diinginkan karena namanya dikaitkan dengan pembagian Palestina, ekonomi Palestina yang dibebani hutang dan operasi dinas keamanan (Palestina) melawan perlawanan," kata Ismail Radwan, pemimpin Hamas Gaza, merujuk pada kampanye bersenjata kelompok itu melawan Israel.
Ketika mengumumkan penangguhan itu pada Minggu, pejabat Fatah Azzam al-Ahmed tak menyebut soal perselisihan kepemimpinan.
"Pertemuan ditangguhkan sampai waktu yang ditentukan dalam beberapa hari lagi untuk menjamin suasana yang mendukung bagi pelaksanaan persetujuan rekonsiliasi," katanya kepada AFP.
Ahmed mengatakan Fatah telah meminta penangguhan itu dalam pembicaraan "untuk menciptakan suasana yang baik dan dikarenakan komitmen-komitmen yang telah dibuat dalam jadwal presiden di Turki."
Dia mengatakan Abbas akan mengunjungi Turki pada Rabu.
Samir Awad, profesor ilmu politik di Unversitas Bir Zeit dekat Ramallah, mengatakan bahwa sementara Fayyad punya dukungan pribadi dari Abbas, dia tidak memiliki dukungan luas di dalam Fatah.
"Ada yang lebih suka tak mengajukan pencalonannya dan mengusulkan nama-nama lain," katanya. "Hamas terus menolak Fayyad." (M016/Z002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011