Sleman (ANTARA News) - Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan penghijauan di lereng Merapi baru sekitar 300 hektare dari areal 840 ha hutan rakyat dan 1.000 ha lahan Taman Nasional Gunung Merapi yang rusak akibat erupsi 2010.
"Sleman masih memiliki tugas berat terkait pelestarian hutan, terlebih untuk mengembalikan hutan di lereng Merapi yang rusak akibat diterjang awan panas maupun lahar Merapi," kata Sri Purnomo pada puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup, Senin.
Menurut dia, selain itu di wilayah Kabupaten Sleman juga terdapat 1.000 ha lebih lahan kritis dan sangat kritis, sedangkan 57.000 hektare lebih lahan yang berpotensi kritis.
"Melalui momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini kami mengajak masyarakat meningkatkan kepedulian terhadap kondisi lingkungan serta upaya pemulihan dan pelestarian hutan, terutama untuk menyelamatkan lingkungan dengan gerakan menanam pohon khususnya di lokasi lahan kritis," katanya.
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Sleman juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, masyarakat dan swasta yang telah tergerak untuk melaksanakan penghijauan dan penanaman pohon di lahan kritis khususnya di wilayah terdampak erupsi Merapi 2010.
"Namun demikian perlu dipikirkan pula strategi dan mekanisme untuk memelihara pohon yang telah ditanam agar dapat tumbuh dan lestari. Kami berharap agar masyarakat dan swasta juga turut bertanggung jawab dalam upaya pemeliharaan pohon maupun tanaman yang sudah ditanam," katanya.
Sri Purnomo mengatakan, dengan demikian upaya penghijauan dan pelestarian hutan yang telah dilakukan benar-benar berhasil tumbuh dan berkembang.
"Selain menyelamatkan hutan kami juga mengajak masyarakat untuk senantiasa melindungi konservasi sumber daya alam di hutan, lahan, sungai maupun embung, melakukan penghematan energi listrik dan menggunakan bahan bakar secara arif serta penerapan `Reuse, Reduce, Recycle` (3R) dalam mengelola sampah," katanya.
Ia mengatakan, tantangan ke depan semakin berat yaitu untuk menjaga kebersihan Kabupaten Sleman, terlebih karena Sleman sudah lama tidak memperoleh predikat sebagai kabupaten bersih dalam wujud penghargaan Adipura yang terakhir kali pada 2007.
"Namun demikian tantangan yang sebenarnya bukan untuk sekedar memperolah penghargaan Adipura, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mewujudkan predikat sebagai kabupaten bersih melalui sikap dan pola hidup masyarakat yang senantiasa menjaga kebersihan lingkungan," katanya.
(V001/E005)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011