Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin sore ditutup tertekan ke level 8.600 poin.

Mata uang rupiah melemah 37 poin terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta Senin ke posisi 8.610 dibanding posisi terakhir sebelumnya 8.573.

Analis PT Bank Saudara Tbk Rully Nova mengatakan, sentimen negatif masih membayangi nilai kurs dalam negeri dan beberapa mata uang Asia terhadap mata uang dolar AS.


"Setelah menguat tipis pada perdagangan hari sebelumnya rupiah kembali bergerak melemah menembus level 8.600 hal ini masih terkait pada sentimen negatif di Yunani," kata dia.

Ia menambahkan, meski krisis finansial yang terjadi di Yunani menuju pada arah perbaikkan, namun pelaku pasar masih mengkhawatirkan imbas dari krisis itu menjalar ke negara eropa lainnya.

"Pasar masih khawatir terhadap krisis Yunani akan merembet ke negara lainnya seperti Portugal dan Irlandia," kata dia.

Ia menambahkan, kendati perekonomian AS berjalan melambat, namun mata uang dolar AS berada dalam posisi positif disebabkan masih dipercayanya mata uang dolar AS oleh pelaku pasar sebagai mata uang yang aman terhadap gejolak ekonomi dunia yang tidak menentu.

"Beberapa negara banyak yang menempatkan dana cadangan devisanya dalam bentuk mata uang dolar AS yang merupakan mata uang cukup kuat di tengah fundamental ekonomi dunia yang bergejolak, hal itu yang membuat dolar AS menguat," kata dia.

Rully mengatakan, mata uang dolar AS yang kuat dianggap dapat melindungi nilai dana yang ditempatkan dan sedikit lebih aman dibanding mata uang lainnya.

"Dolar AS lebih kuat dibanding mata uang lainnya, selain itu dianggap lebih aman oleh investor," ujar dia.

(ANTARA/S026)


Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011