Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan berkunjung ke Rusia pada Juni 2006 sebagai kelanjutan dari pertemuan sebelumnya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk meningkatkan hubungan kerja sama di bidang teknik, militer, perdagangan dan ekonomi. Menurut Menteri Negara Sekretaris Negara (Mensesneg) Yusril Ihza Mahendra di kantor Presiden, Jakarta, usai rapat kabinet, Kamis, dalam kunjungan Ke Rusia Presiden Yudhoyono juga akan membicarakan rencana Indonesia membeli pesawat Sukhoi agar jumlahnya mencapai satu skuadron. Satu skuadron biasanya terdiri atas 12 pesawat. Sebelum rapat kabinet, Presiden menerima kunjungan Ketua Parlemen Rusia, Sergey M Mironov. Pertemuan terakhir antara Yudhoyono dan Putin adalah pada pertemuan forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Busan, Korea Selatan, pada November 2005. Selain pesawat tempur Sukhoi, Indonesia juga berniat membeli kapal selam dari Rusia. "Jika ada niat membeli, maka Rusia bersedia memasok. Mengenai alih teknologi, harus dibahas dalam komisi bersama. Jika ada kesepakatan, bisa kerja sama di bidang teknologi. Rusia mempunyai kapal selam yang baik juga dengan senjata yang baik dan modern," kata Yusril. Sebelum bertemu Putin, menurut Yusril, sudah terbentuk komisi bersama Indonesia-Rusia dan sudah melakukan beberapa kali pertemuan. "Presiden ingin sebelum kunjungan ke Rusia pada Juni yang akan datang joint commission mengadakan meeting baik di Jakarta atau di Rusia. Dan juga memberikan kesempatan kepada pengusaha Indonesia untuk berpartisipasi dalam forum ekonomi di Saint Petersburg, Rusia, dan juga memberikan kesempatan kepada pengusaha Rusia datang ke Indonesia, melihat keadaan di sini. Sehingga pada waktu Presiden berkunjung ke Rusia Juni nanti, pembicaraan dan persiapan sudah matang," katanya menambahkan. Ketika ditanya apakah Indonesia meminta kemudahan mengingat akan membeli Sukhoi cukup banyak, Yusril menegaskan bahwa masalah tersebut sudah dibicarakan sejak Presiden Megawati dan sebenarnya anggaran dalam APBN disediakan untuk membeli peralatan yang belum mampu diproduksi di dalam negeri. "Kita sudah membeli empat Sukhoi tapi belum dipersenjatai. Tapi untuk menjadikan Sukhoi itu satu skuadron akan dibicarakan dalam pertemuan akan datang walaupun di Busan lalu sudah disinggung oleh Presiden dengan Putin. Tapi mengenai harga dan cara pembayaran itu akan dibahas dalam joint commission," kata Yusril sambil menambahkan bahwa ia tidak mengetahui anggaran untuk pembelian satu skuadron tersebut. Yusril menegaskan bahwa ia belum mengetahui kapan rencana itu bisa direalisasikan karena perincian masalah tersebut ada di Departemen Pertahanan. "Presiden ingin dipenuhi satu skuadron, saya belum tahu kapan waktunya dan teknis pembayarannya. Tapi pada level Presiden akandibicarakan pokok seperti itu dan di joint commission akan dibicarakan lebih detail," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006