Konsultan psikologi anak dan keluarga, Rusdiah Agustina mengatakan hal ini disebabkan oleh kian maraknya serbuan media yang "menyergap" telinga anak-anak Indonesia dengan lagu orang dewasa.
"Parahnya lagi, orang tuanya sendiri, seolah tidak menyadari atau justru tidak peduli dengan hal ini," kata Agustina, Senin.
Lirik lagu orang dewasa yang mengandung kata-kata vulgar seperti "bajingan" , "selingkuh", "bercinta" , atau "kurang ajar", "hamil" menjadi sedemikian mudah diucapkan anak-anak tanpa mereka tahu artinya.
Bahkan menurutnya, tak jarang ada orang tua yang bangga mendengarkan anaknya sudah bisa melafalkan lagu-lagu orang dewasa itu.
Pada perayaan ulang tahun anak atau pada ajang lomba menyanyi anak-anak, misalnya, yang ditampilkan justru lagu orang dewasa, membuat aak-anak kian akrab dengan banyak kosakata yang tidak lazim tersebut.
Di sisi lain, dia merasa prihatin dengan tidak berkembangnya lagu anak-anak di Indonesia.
"Lagu anak-anak yang bernada gembira, yang mengandung unsur pengajaran kian jarang kita dengar," kata dia.
Dia mengimbau media massa di Indonesia agar memperhatikan hal itu, dengan memberikan porsi yang sesuai atau memberikan ruang kreativitas untuk lagu anak-anak.
"Setidaknya dengan tayangan bermutu, mentalitas anak-anak Indonesia bisa terbentuk dengan baik," ujarnya. (SHS/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011