boleh dipanen untuk dikonsumsi dan boleh juga dijualSolok (ANTARA) - Dinas Pangan Kota Solok, Sumbar menggalakkan pemanfaatan gang hijau berupa lorong atau jalan kecil di pemukiman warga setempat untuk ditanami aneka jenis tanaman yang umumnya hanya lahan kosong sebagai penunjang ketahanan pangan.
Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Kota Solok, Efrizal Hasdi melalui Kasi Ketersediaan Pangan Riko Andria Budi di Solok, Selasa mengatakan program gang hijau ialah memanfaatkan lahan yang tidak terpakai untuk bertanam sayur dan buah sehingga menambah ketahanan pangan.
"Selain itu, juga menambah asri lingkungan dan memanfaatkan lahan tidur atau tidak terpakai agar pemanfaatan lingkungan lebih tepat guna. Serta menambah edukasi tanaman pangan dan teknologi pada warga," ucap dia.
Ia mengatakan kriteria atau persyaratan umum dari gang hijau tersebut, yakni lebar dua meter, panjang minimal 15 meter, tersedia penyiraman air, terdapat sinar matahari dan adanya pengelola yang akan merawat tanaman yang telah ditanam.
“Selama ini kita hanya menggunakan jalan untuk sarana penghubung, alangkah indahnya jalan yang kita lalui dipenuhi oleh keberagaman sayur dan buah yang tentunya menambah keindahan lingkungan,” ujar dia.
Baca juga: Empat tips bercocok tanam di halaman rumah
Baca juga: Masyarakat diajak bangun sektor pertanian secara total-modern
Ia berharap kegiatan tersebut bisa berkelanjutan dan tidak hanya berjalan pada tahun pertama tetapi berlanjut dengan memanfaatkan bibit hasil budidaya.
“Semoga kegiatan tersebut ke depannya dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi sayuran segar yang bebas pestisida," ucap dia.
Menurut dia, sebelum memulai program, masyarakat akan diberikan pelatihan terkait pengelolaan gang hijau tersebut.
"Dinas Pangan akan memberikan pelatihan tentang bercocok tanam sayur ke masyarakat," kata dia.
Selain itu, ia mengatakan tujuan pemanfaatan gang hijau ini juga untuk mengubah pola pikir lama masyarakat dimana sayuran harus dibeli ke pasar. Akan tetapi sayuran itu bisa diproduksi sendiri di lingkungan sekitar dan bahkan pada lahan-lahan yang tidak produktif.
Baca juga: Menyulap gang sempit menjadi kebun anggur
Ia berharap kegiatan tersebut bisa berkelanjutan dan tidak hanya berjalan pada tahun pertama tetapi berlanjut dengan memanfaatkan bibit hasil budidaya.
“Semoga kegiatan tersebut ke depannya dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi sayuran segar yang bebas pestisida," ucap dia.
Menurut dia, sebelum memulai program, masyarakat akan diberikan pelatihan terkait pengelolaan gang hijau tersebut.
"Dinas Pangan akan memberikan pelatihan tentang bercocok tanam sayur ke masyarakat," kata dia.
Selain itu, ia mengatakan tujuan pemanfaatan gang hijau ini juga untuk mengubah pola pikir lama masyarakat dimana sayuran harus dibeli ke pasar. Akan tetapi sayuran itu bisa diproduksi sendiri di lingkungan sekitar dan bahkan pada lahan-lahan yang tidak produktif.
Baca juga: Menyulap gang sempit menjadi kebun anggur
Baca juga: Polbangtan Medan ajak masyarakat kembangkan urban farming
Ia juga menyebutkan gang hijau yang masih aktif di Kota Solok berada di Kelurahan PPA dan Tanah Garam, bahkan kemungkinan di tahun 2022 nanti akan terus dikembangkan di kelurahan lainnya di kota itu.
"Untuk biaya perawatan dan pengadaan bibit masyarakat tidak perlu memikirkan lagi karena kami sudah menyediakannya, jadi masyarakat tinggal merawat saja," ujar dia.
Selain itu, sayuran yang dipanen di gang hijau nantinya juga akan diserahkan sepenuhnya ke masyarakat yang mengelola.
"Boleh dipanen untuk dikonsumsi dan boleh juga dijual kalau hasil panennya banyak," kata dia.
Ia juga mengatakan pemanfaatan gang hijau bisa menggunakan media penanaman berupa tanah di dalam pot atau berupa tanaman hidroponik.
Baca juga: Pakar sebut pertanian perkotaan dapat meningkatkan kualitas lingkungan
Ia juga menyebutkan gang hijau yang masih aktif di Kota Solok berada di Kelurahan PPA dan Tanah Garam, bahkan kemungkinan di tahun 2022 nanti akan terus dikembangkan di kelurahan lainnya di kota itu.
"Untuk biaya perawatan dan pengadaan bibit masyarakat tidak perlu memikirkan lagi karena kami sudah menyediakannya, jadi masyarakat tinggal merawat saja," ujar dia.
Selain itu, sayuran yang dipanen di gang hijau nantinya juga akan diserahkan sepenuhnya ke masyarakat yang mengelola.
"Boleh dipanen untuk dikonsumsi dan boleh juga dijual kalau hasil panennya banyak," kata dia.
Ia juga mengatakan pemanfaatan gang hijau bisa menggunakan media penanaman berupa tanah di dalam pot atau berupa tanaman hidroponik.
Baca juga: Pakar sebut pertanian perkotaan dapat meningkatkan kualitas lingkungan
Baca juga: Pemerintah dorong "urban farming" jadi kawasan agrowisata
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022