Kabul (ANTARA News) - Sejumlah pelaku bom bunuh diri yang berseragam angkatan darat menyerang satu kompleks polisi di Kabul, Sabtu dan menewaskan sembilan orang, kata Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.
Aksi tersebut merupakan serangan terbesar kedua di dalam ibu kota Afghanistan dalam kurang dari satu bulan.
Taliban, yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu, bertekad bulan lalu melancarkan serangan-serangan atas pejabat-pejabat pemerintah dan tentara Afghanistan serta asing, dan juga telah membunuh beberapa komandan senior polisi sejak awal tahun ini.
Tiga personel polisi, seorang agen intelijen dan lima warga sipil -- termasuk dua karyawan Kementerian Kuangan yang bekerja di kantor yang bersebelahan dengan kantor polisi itu -- tewas dalam serangan tersebut, kata beberapa pejabat.
Dua personel polisi lagi dan 10 warga sipil menderita cidera.
Kekerasan masih tetap saja terjadi di seantero Afghanistan dan merupakan yang terburuk sejak penggulingan pemerintahan Taliban tahun 2001 kendati lebih 150.000 tentara asing sudah berada di negara itu.
Jumlah korban tewas terbanyak yang merenggut nyawa warga sipil terjadi pada Mei, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Satu pelaku bom bunuh diri beraksi di depan pintu gerbang untuk memuluskan jalan bagi rekan-rekannya yang lain masuk, dan orang kedua ditembak hingga mati oleh polisi," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Sediq Sediqqi.
Penyerang terakhir berlindung di satu gedung di kompleks itu tempat ia bertempur selama sejam sebelum dia juga ditembak mati.
Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan tiga dari para pejuangnya melancarkan serangan itu tetapi tidak memberikan rincian lebih jauh.
Para pelaku bom bunuh diri itu mengenakan seragam angkatan darat, kata seorang juru bicara polisi Kabul.
Seragam itu dapat dibeli di pasar-pasar gelap.
Kantor polisi tersebut berada di jantung kota tua, dekat dengan jalan-jalan di tepi sungai.
Di tempat kejadian, tergeletak di tanah mayat salah seorang penyerang yang ditembak mati sebelum dia dapat meledakkan bomnya yang dipasang di dada. Penyerang itu mengenakan celana hijau dan jaket. Ceceran darah dan potongan daging terlihat di tempat itu.
(M016/Z002)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011