Kami awalnya hanya berendam di tepi air lalu berjalan beberapa langkah ke tengah. Meski sudah diberi batas bambu tapi ada juga yang nekat agak ke tengah dan terpeleset. Kami tidak tahu kalau di tengah semakin dalam.

Madiun (ANTARA News) - Tiga siswa SMA Negeri 1 Kertosono, Nganjuk, ditemukan tewas sementara tujuh lainnya luka-luka akibat tenggelam di Bendungan Bening di Dusun Widas, Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Sabtu.

"Jenazah korban tewas telah ditemukan dan langsung dibawa ke Puskesmas Saradan. Demikian juga dengan tujuh korban luka, mereka dibawa ke puskesmas setempat untuk perawatan medis karena masih syok melihat temannya tewas tenggelam," ujar Kapolsek Saradan AKP Sentot Sujito.

Tiga korban yang tewas adalah, Zhanky Zaky (18), Hilda Agustin (17), dan Dea (17) - ketiganya duduk di kelas XI SMA Negeri 1 Kertosono. Sementara korban luka-luka adalah Saiful (16), Antika (17), Monika Dwi Nurul (18), Andri Nalia (17), Dimas Reksi (16), Ika Dwi Santika (18), dan Yolawanda. Mereka merupakan siswa kelas X, XI, dan XII.

"Para siswa itu sedang mengikuti kegiatan pramuka yang digelar oleh sekolah mereka di kawasan bendungan setempat sejak Kamis (16/6) hingga Sabtu (18/6)," katanya.

Hingga kini, pihaknya masih mendalami kasus yang menewaskan tiga orang tersebut. Polisi juga masih memintai keterangan dari pembina pramuka dan para pelajar lainnya yang mengetahui kronologis kejadian tersebut.

Sementara, salah satu pembina Pramuka SMA Negeri 1 Kertosono, Ariyanto, mengatakan peristiwa yang merenggut nyawa ketiga pelajarnya itu bermula saat kegiatan berendam di tepi bendungan yang diperintahkan pembina pramuka.

Kegiatan ini dilakukan di sela-sela saat rombongan menunggu truk yang akan menjemput peserta untuk pulang. Rombongan tersebut berjumlah sekitar 50 pelajar dari kelas X, XI, dan XII.

"Sebelum pulang, kami memang mengajak peserta untuk berendam di tepi bendungan. Kami sudah membatasi lokasi berendam dengan bambu agar siswa tidak ke tengah," kata Ariyanto.

Puluhan siswa itu merasa senang saat disuruh berbaris dua lajur memanjang dan melangkah dari tepi air dalam kondisi berendam hingga ketinggian air mencapai setinggi dada.

Saking senangnya, beberapa peserta nekat agak ke tengah bendungan. Tiba-tiba, salah seorang dari mereka terpeleset dari dasar bendungan yang berupa bebatuan.

Mengetahui ada salah satu teman yang terpeleset, beberapa peserta lainnya berupaya menolong, namun malah ikut tenggelam karena kedalaman air yang mencapai lebih dari tiga meter.

Pembina pramuka juga ikut menolong hingga akhirnya tiga peserta ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa. Korban tewas dan cidera ini belakangan diketahui rata-rata tidak bisa berenang.

"Kami awalnya hanya berendam di tepi air lalu berjalan beberapa langkah ke tengah. Meski sudah diberi batas bambu tapi ada juga yang nekat agak ke tengah dan terpeleset. Kami tidak tahu kalau di tengah semakin dalam," kata salah satu siswa yang terluka, Antika.

Ia tidak menduga jika kegiatan pramuka sekolahnya di Bendungan Bening tersebut merenggut nyawa teman-temannya. Meski demikian, ia merasa bersyukur karena berhasil selamat dari peristiwa tersebut.

Bendungan Bening oleh warga desa sekitar biasa disebut Waduk Widas.

Bedungan ini merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang berada di wilayah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Saradan.

Lokasi bendungan berada di perbatasan Kabupaten Madiun dan Nganjuk, dengan luas mencapai 9.000 hektar.

Selain berguna untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), bendungan ini juga dijadikan objek wisata pemancingan dan bumi perkemahan.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011