Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian memperkirakan selama tiga bulan ke depan yakni Februari-April 2006 akan terjadi surplus beras sebanyak 3 juta ton sehingga diharapkan mampu meredam gejolak harga beras akhir-akhir ini. Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan Deptan, Sutarto Alimuso di Jakarta, Rabu menyatakan, mulai Februari hingga Agustus terjadi musim panen di tanah air yang mana selama tiga bulan ke depan merupakan saat panen raya. "Diharapkan pada musim panen tersebut baik Bulog, Pemda maupun pengusaha atau pedagang mampu menyerap gabah petani sehingga tidak terjadi gejolak harga beras lagi," katanya. Sutarto mengakui, setelah panen raya berangsur-angsur luasan panen akan menurun namun diperkirakan hingga Agustus tetap akan terdapat surplus beras sekitar 5 juta ton. Dikatakannya, selama Januari -Maret 2006 diperkirakan realisasi panen secara nasional mencapai 3,82 juta hektar (ha) yang mana untuk Januari seluas 452.295 ha, Februari 1,45 juta ha dan Maret seluas 1,92 juta ha. Dengan luasan panen tersebut, tambahnya, produksi beras secara nasional pada diperkirakan untuk Januari mencapai 1,25 juta ton, Februari 3,84 juta ton sedangkan Maret sebanyak 5,23 juta ton sementara konsumsi per bulan rata-rata sebanyak 2,5 juta ton, sehingga masih terjadi surplus beras. Pada awal Januari 2006, menurut dia, masih terdapat stok beras di penggilingan di tujuh provinsi sebanyak 974.473 ton yang mana jumlah tersebut belum termasuk persediaan yang ada di gudang bulog, masyarakat maupun dari kelebihan (carry over) tahun lalu. Sutarto menyatakan, daerah-daerah sentra produksi yang dinilai memberikan kontribusi besar dalam musim panen Januari - Maret 2006 yakni , Aceh, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Dia menyatakan, Bulog saat ini sudah menyediakan LC senilai Rp500 miliar untuk pengadaan gabah pada bulan Februari sehingga diharapkan saat panen raya nanti beras petani bisa diserap oleh lembaga tersebut dengan harga sesuai dengan Inpres 13/2005. Berdasarkan Inpres tentang Kebijakan Perberasan tersebut pemerintah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah untuk jenis Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp1.730/kg dan Gabah Kering Giling (GKG) Rp2.280/kg di gudang serta Rp2.250/kg di penggilingan sedangkan harga beras Rp3.350/kg.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006