Jakarta (ANTARA News) - Perjalanan hampir dua jam di bawah rintik hujan dari Rangkasbitung ke Desa Cisemet di Kabupaten Lebak (Selasa, 17/1) tidak membuat mantan Direktur Utama Bank Bukopin Muchtar Mandala terlihat lelah. Di usianya yang sudah kepala enam, Muchtar yang didampingi istrinya Hj. Hetty tetap semangat ketika memperkenalkan dirinya ke sejumlah warga dan tokoh masyarakat Cisemet. Di rumah seorang tokoh masyarakat Cisemet yang terletak di sebuah tepi sungai itulah, dia kemudian menceritakan satu kenangannya di tempat yang sama kurang lebih lima tahun lalu. "Saya punya hubungan emosional yang agak khusus dengan sungai itu," kata kakek empat cucu itu sambil menunjuk sungai berwarna coklat dan mengalir begitu deras karena tingginya curah hujan. Semua kenangannya itu bermula dari hobi jalan-jalannya hingga ke pelosok Banten yang mulai ditekuninya saat pembentukan provinsi Banten sedang dipersiapkan. Muchtar ketika itu merupakan salah seorang yang ikut menggagas pendirian Provinsi Banten. Ketika sampai di daerah Cisemet, katanya, rombongannya ketika itu bingung bagaimana melanjutkan ke seberang sungai. Maklum, mobil yang mereka tumpangi tidak bisa melintas di jembatan yang hanya diperuntukan bagi motor. "Namun penduduk di sini bilang, sungai bisa dilalui meski tanpa harus melewati jembatan," kata Muchtar yang prihatin dengan tingkat pendidikan masyarakat Banten. Akhirnya dengan gaya seorang navigator ulung, ia bersama dengan rombongan lainnya berupaya untuk mengarahkan mobil yang dikendarai anaknya itu melewati batu-batuan di sungai. Sesampainya di seberang, Muchtar yang ingin memajukan SDM di daerahnya pun sudah dicegat oleh sejumlah warga. "Mereka bertanya Bapak kenal Pak Herman Haeruman (ketika itu deputi Bapenas)... tolong sampaikan ke beliau, dulu waktu kampanye Golkar pernah janji untuk membuat jembatan tapi sampai sekarang belum ada," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006