Jakarta (ANTARA News) - PT Royal Oak Development Tbk (RODA) mengakui telah menandatangani perjanjian pendahuluan jual beli atas saham tujuh perusahaan yang nilainya setara dengan Rp512 miliar.
"Kami sudah anggarkan beberapa proyek akuisisi. Tujuh di antaranya sudah ada kesepakatan dengan nilai mencapai Rp512 miliar," kata Financial Advisor RODA, Andreas Tjendana, di Jakarta, Jumat.
Perusahaan yang diakuisisi RODA yakni, PT Multi Pratama Gemilang, PT Tiara Sakti Mandiri, PT Fortuna Cahaya Cemerlang, PT Bangun Megah Pratama, PT Simpruk Arteri Realty, PT Indo Prakasa, dan PT Lumbung Mas Sejahtera.
Ia menambahkan, perusahaan juga tengah membidik tiga perusahaan properti untuk diakuisisi hingga akhir 2011.
"Sampai akhir 2011 ini, kita sedang membidik untuk mengakuisisi dua sampai tiga perusahaan properti. Sekarang masih dalam tahap negosiasi. Jadi hingga akhir 2011 ini, bisa dibilang kita akan melakukan akuisisi terhadap kurang lebih 10 perusahaan properti," ujar dia.
Ia mengatakan, dana akuisisi itu berasal dari pinjaman perbankan dan pelepasan saham anak usaha (divestasi) RODA sebesar 99,86 persen saham di bidang keuangan PT Transpacific Mutual Capita (TMC) kepada PT Swadayanusa Kencana Raharja.
"Dana akuisisi dari pelepasan saham anak usaha dan mungkin juga dari perbankan," ujar dia.
Direktur Utama RODA, Subianto Satmaka menambahkan, divestasi saham anak usaha itu senilai Rp730 miliar atau setara dengan 799,09 juta saham yang telah disetujui oleh kedua belah pihak setelah ditandatanganinya Nota Kesepahaman pada 16 Mei 2011.
"Dari proses divestasi, kami dapat dana Rp730 miliar untuk pelepasan 799,09 lembar saham. Itu setara dengan 99,86 persen kepemilikan TMC. Dana ini akan kami gunakan untuk langkah akuisisi," ujarnya.
Ia mengatakan, proses divestasi dan akuisisi itu tengah menunggu persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan digelar dalam waktu dekat.
"Rencana pelepasan saham ini dilakukan untuk melakukan restrukrisasi anak usahanya terkait rencana perusahaan untuk fokus pada bidang properti saja. Kita tingal mendapatkan persetujuan RUPS," katanya.
Ia mengatakan, langkah divestasi ini dipandang tepat karena dengan melepaskan investasi di TMC, perseroan dapat lebih mengkonsentrasikan investasinya pada sektor properti yang sebenarnya merupakan core bisnis perusahaan.
"Bidang properti memiliki prospek yang menjanjikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan memenuhi kebutuhan investasi dan saran hunian perkotaan yang berkualitas bagi masyarakat umum," katanya.
(ANTARA)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011