Peluang kerja di Brunei Darussalam terutama di sektor formal cukup terbuka lebar. Penghasilan untuk TKI di negara itu juga lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia.

Mataram (ANTARA News) - Pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Brunei Darussalam dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menjajaki potensi tenaga kerja.

"Kedatangan Pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Brunei Darussalam bersama rombongan dijadwalkan pada 21-23 Juni 2011," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Nusa Tenggara Barat (NTB) H. Mokhlis, di Mataram, Jumat.

Ia mengatakan, pada 21 Juni 2011, para pejabat KBRI dijadwalkan bertemu dengan Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi.

Selanjutnya, pada 23 Juni rombongan akan berkunjung ke Kabupaten Lombok Timur, yang merupakan kabupaten pengirim tenaga kerja Indonesia (TKI) terbesar ke luar negeri.

"Selain untuk bersilaturahmi dengan gubernur, tujuan kedatangan pejabat KBRI juga untuk menyampaikan berbagai informasi kepada masyarakat NTB seputar peluang kerja yang ada di negara penghasil minyak tersebut," kata dia.

Menurut Mokhlis, peluang kerja di Brunei Darussalam terutama di sektor formal cukup terbuka lebar. Penghasilan untuk TKI di negara itu juga lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia.

Meskipun demikian, masih kata Mokhlis, peluang tersebut belum mampu dimanfaatkan oleh masyarakat NTB akibat minimnya informasi.

"Jumlah TKI NTB yang diberangkatkan pada 2010 hanya 55 orang, terdiri atas 35 perempuan dan 20 laki-laki. Rata-rata bekerja di restoran dan jasa konstruksi," ujarnya.

Ia berharap dengan adanya berbagai informasi yang diperoleh dari pejabat KBRI untuk Brunei Darussalam, hal ini akan memotivasi minat warga NTB untuk menjadi TKI ke Brunei.

Berbagai keahlian yang dibutuhkan di Brunei Darussalam saat ini adalah teknik permesinan, elektronika, dan profesi keahlian lainnya. Pekerjaan non keahlian tersedia lowongan untuk supir, pelayan restoran, pembantu rumah tangga, pertukangan, dan perkebunan.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011