Bahan pangan pokok sebenarnya bukan hanya padi, namun karena masyarakat Indonesia sudah terlanjur terbiasa menyebut makan nasi dari beras, jadi meski sudah kenyang makan pisang, jagung atau singkong, namun mengaku belum belum makan.

Tenggarong (ANTARA News)- Dalam lokasi demplot pertanian di kawasan Pekan Nasional (Penas) Petani dan Nelayan di Desa Perjiwa, Kutai Kartanegara, Kaltim, terdapat Rumah Pangan Lestari (RPL) yang berfungsi mencegah terjadinya krisis pangan.

"Rumah Pangan Lestari ini merupakan gubahan dari rumah warga desa yang tidak layak huni, sehingga melalui program pemerintah pusat bersama dinas sosial di kabupaten membangun RPL," tutur Edi, salah satu Koordinator Demplot Penas di Tenggarong Seberang, Jumat.

Disebut rumah untuk mencegah atau mengantisipasi krisis pangan, karena pemilik rumah di samping mendapatkan perbaikan rumah secara gratis, juga mendapat pelatihan dari tim dari dinas pertanian untuk memanfaatkan pekarangan rumah guna ditanami berbagai jenis pangan.

Menurut Edi, "Bahan pangan pokok sebenarnya bukan hanya padi, namun karena masyarakat Indonesia sudah terlanjur terbiasa menyebut makan nasi dari beras, jadi meski sudah kenyang makan pisang, jagung atau singkong, namun mengaku belum belum makan, sehingga masih harus mencari nasi lagi."

Di sekitar RPL, lanjut dia, pemilik rumah mendapat bimbingan untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan, mulai dari padi, singkong, pisang, jagung, ganyong dan jenis umbi-umbian lain yang mampu menggantikan kedudukan beras.

Bahkan, pemilik RPL juga mendapat bimbingan membuat dan mengelola kolam ikan. Adapun jenis kolam akan dibuat disesuaikan dengan kondisi atau tekstur tanah.

Jika tanah di sekitar rumah itu berpasir atau keras berbatu, maka akan dibuatkan kolam dengan menggunakan media terpal. Namun jika tanahnya normal, maka bisa dibuat kolam dengan sistem digali, namun menggunakan terpal juga bisa.

Di Kaltim, kawasan yang cocok untuk dibuatkan kolam bermedia terpal di antaranya di Kecamatan Samboja, Kukar dan daerah pesisir lainnya, karena di kawasan itu tanahnya berpasir sehingga air selalu meresap.

Begitu pula dengan ikan yang akan dipelihara, disesuaikan dengan kegemaran pemilik RPL atau disesuaikan dengan jenis ikan yang paling banyak digemari masyarakat, sehingga ikan dari kolam tersebut bisa dijual dan mampu menambah penghasilan.

"Banyak jenis ikan yang cocok dibudidayakan baik di kolam tanah, semen, maupun kolam terpal, semua tergantung pada kegemaran dan ilmu yang dimiliki. Ukuran kolam pun bebas, tergantung sisa tanah yang bisa dimanfaatkan," ucap Edi yang sehari-hari menjadi peneliti Badan Pengembangan Teknologi Pertanian Kalimantan Timur ini.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011