Paris (ANTARA) - Politisi Prancis dari Partai La Republique En Marche yang dipimpin Presiden Macron, Stephane Claireaux, pada Senin mengaku telah diserang massa yang menentang kartu kesehatan COVID selama akhir pekan.

Serangan Minggu itu terjadi di tengah kemarahan publik di Prancis setelah Macron mengatakan ingin "membuat kesal" orang-orang yang tidak divaksin, dengan mempersulit hidup mereka sampai akhirnya mereka mau divaksin COVID-19.

Claireaux merupakan anggota Parlemen yang mewakili Saint-Pierre dan Miquelon, wilayah seberang laut Prancis di barat laut Samudra Pasifik di dekat Provinsi Newfoundland dan Labrador Kanada.

"Jelas, saya akan mengajukan tuntutan hukum. Sejumlah orang berpendapat bahwa keputusan tepat tidak diambil. Kami semua menerima ancaman pembunuhan lewat email, pada suatu saat ini harus dihentikan," katanya kepada stasiun radio France Info, Senin.

Menteri Kelautan Prancis Annick Girardin mengecam serangan terhadap Claireaux. Lewat Twitter ia mengunggah sebuah foto kejadian yang memperlihatkan massa melempari Claireaux dengan lumpur saat ia sedang berdiri di depan kediamannya.

"Serangan yang dialami oleh Stephane Claireaux di rumahnya sendiri selama aksi protes terhadap kartu kesehatan benar-benar tidak dapat diterima. Foto-fotonya sangat mengejutkan," kata Girardin.

Sumber: Reuters

Baca juga: PM Prancis: Vaksinasi wajib tak banyak membantu

Baca juga: Gelombang COVID Prancis bisa memuncak dalam 10 hari

Baca juga: Parlemen Prancis setujui kartu vaksin COVID-19

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022