Normalisasi sungai perlu dilakukan sebab berdasarkan hasil evaluasi Tim PUPR di lapangan, salah satu penyebab banjir adalah terjadinya sedimentasi sungai dan penyumbatan sampah
Jakarta (ANTARA) - Saat ini Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo bersama Direktur Sungai dan Pantai Bob A. Lombogia, serta Direktur Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Adenan Rasyid tengah berada di Jayapura untuk mengambil langkah-langkah cepat penanganan darurat pasca banjir, salah satunya pengerahan alat berat untuk pembersihan sampah di sungai-sungai dan di ruas-ruas jalan terdampak.
"Jumlah alat yang dikerahkan oleh Balai-balai kami di Jayapura sebanyak 12 unit Dump Truck, 3 excavator mini, 2 excavator besar. Kami juga mendapatkan bantuan tambahan alat berat dari Kepolisian sebanyak 3 unit excavator besar dan 1 loader, serta 2 Dump Truck dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jayapura," kata Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja yang juga Juru Bicara Kementerian PUPR dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Kementerian PUPR menyiapkan sejumlah langkah penanganan darurat pasca banjir dan tanah longsor di Kota Jayapura, Papua sejak Kamis (6/1) malam. Bencana banjir utamanya melanda sejumlah distrik di Kota Jayapura dan sekitarnya, seperti Distrik Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura, Heram, dan Muara Tami.
Endra menambahkan bahwa untuk penanganan jangka pendek, Kementerian PUPR tengah mengkaji untuk segera menormalisasi tiga sungai, yakni Siborgonyi (1,9 km), Acai (1,6 km), dan Makanoay (0.66 km).
"Normalisasi sungai perlu dilakukan sebab berdasarkan hasil evaluasi Tim PUPR di lapangan, salah satu penyebab banjir adalah terjadinya sedimentasi sungai dan penyumbatan sampah pada Daerah Aliran Sungai sehingga hujan deras yang turun menyebabkan sungai meluap," ujar Endra.
Selanjutnya juga telah dilakukan penanganan pembersihan beberapa ruas jalan yang terdampak banjir. Terdapat empat ruas jalan nasional yang terdampak, yaitu Jl.Kelapa Dua , Abepura ruas Bts. Kota Jayapura/Kab. Keerom, ruas Jayapura – Sentani, dan Jalan Raya Abepura (Abepura). Saat ini semua ruas tersebut sudah dilakukan pembersihan dengan alat berat dan sudah dapat dilalui kendaraan dengan lancar.
Untuk penanganan jangka panjang, Endra menyatakan Kementerian PUPR merencanakan akan membangun sejumlah infrastruktur untuk konservasi air dan pengendalian banjir.
"Diantaranya kami usulkan pembangunan kolam retensi di Kawasan Organda Baru, pembangunan parapet di Sungai Acay dan Sungai Siborgonyi, serta pembangunan Checkdam di hulu Sungai Makanoay," ujar Endra.
Berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selain banjir, hujan deras di Jayapura juga menyebabkan terjadinya tanah longsor. Sejauh ini tercatat 7 orang korban jiwa atas bencana hidrometeorologi yang terjadi di Jayapura di awal tahun 2022 ini. Selain korban jiwa, bencana juga menyebabkan ribuan warga terpaksa meninggalkan rumahnya dan menempati lokasi-lokasi pengungsian. Berdasarkan informasi Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua, terdapat lebih dari 1.000 warga yang mengungsi.
Saat ini proses penanganan bencana banjir masih terus dilakukan Kementerian PUPR bekerja sama dengan tim gabungan dari BNPB, TNI, Polri, BPBD Provinsi Papua, Pemerintah Kota Jayapura, relawan dan warga setempat.
Baca juga: PUPR percepat rekonstruksi dampak banjir bandang di Kabupaten Jayapura
Baca juga: 7.005 warga Kota Jayapura terdampak bencana
Baca juga: 240 Rumah warga di Nimbokrang, Kabupaten Jayapura terendam banjir
Baca juga: Ratusan rumah di BTN Gajah Mada Sentani terendam banjir
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022