Surabaya (ANTARA News) - Kekisruhan di organisasi PSSI yang terjadi selama beberapa bulan terakhir harus segera diakhiri, agar sepak bola Indonesia bisa kembali berbenah menjadi lebih baik.

Demikian salah satu benang merah dari kegiatan diskusi persepakbolaan nasional bertema "Satukan Hati Bangun Sepak Bola Jujur dan Bersih" di komplek Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya, Kamis.

Diskusi itu menghadirkan sejumlah pembicara, di antaranya mantan pemain nasional Mursyid Efendi, wartawan olahraga senior Slamet Oerip Prihadi, CEO Klub Tangerang Wolf Akmal Marhali, dan perwakilan suporter.

"Sejak dulu saya tidak pandai bicara. Sebagai pelaku sepak bola, saya ingin masalah yang terjadi di sepak bola kita segera berakhir agar tidak ada lagi keresahan di hati pecinta sepak bola," ujar Mursyid.

Mantan Kapten Tim Persebaya Surabaya ini menambahkan, polemik yang terjadi di PSSI dan sepak bola nasional saat ini, sedikit banyak berpengaruh terhadap pelaku sepak bola Tanah Air.

CEO Tangerang Wolf Akmal Marhali mengatakan, apa yang terjadi di PSSI saat ini sebenarnya bukan kekisruhan, tetapi suasana demokrasi untuk menuju ke arah lebih baik.

"Saya justru heran dan prihatin kalau ada sebagian pihak yang mengatakan Kelompok 78 (pemilik 78 suara di PSSI) adalah pengacau. Mereka mengacaunya seperti apa," katanya.

Ia juga sependapat dengan Mursyid Efendi agar persoalan yang menyangkut PSSI bisa cepat selesai dengan baik, sehingga persepakbolaan Indonesia segera berbenah dan menjadi lebih baik.

Salah seorang perwakilan suporter, Hamim Gimbal, menegaskan suporter tidak mempermasalahkan siapapun yang nanti terpilih sebagai ketua umum PSSI pada kongres, asalkan punya komitmen memajukan sepak bola Indonesia.

"Kami tidak peduli siapa ketua PSSI-nya, karena yang penting bagi kami, prestasi sepak bola Indonesia harus lebih baik dari sekarang," ujarnya.(*)
(T.D010/I007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011