Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron berharap Indonesia mengambil pelajaran dari penghentian impor sapi dari Australia.
Menurut dia, sikap Australia menghentikan penjualan sapi hidup ke negara ini telah merendahkan harga diri dan martabat bangsa sebesar Indonesia.
"Mengenai stop impor sapi dari Australia saya kira ini adalah proses pembelajaran bagi kita. Sesungguhnya masih banyak negara lain yang bisa menjadi pemasok. Ketergantungan terhadap Australia tentunya membuat martabat bangsa kita pun tercabik-cabik," kata Herman di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.
Menurut dia, impor sapi hidup yang sebelum ini kerap dilakukan telah disalahartikan oleh negara tersebut.
Ia menambahkan, pelajaran lain yang bisa diambil hikmahnya adalah Indonesia mampu dengan segera mewujudkan swasembada sapi dalam negeri, Indonesia mampu mencapai swasembada tersebut.
"Kita harus berfikir keras bagaimana caranya capaian swasembada daging sapi ini bisa kita capai secepat-cepat dengan meningkatkan populasi sapi di Indonesia," ujar politisi Partai Demokrat itu.
Herman sendiri mempertanyakan keputusan Australia terkait penghentian pengiriman sapi hidup tersebut.
Menurut Herman, dasar dugaan adanya pemotongan sapi yang tidak sesuai dengan standar prosedur terlalu mengada-ada. Sebab, informasi yang menyebutkan adanya proses pemotongan yang tidak layak tersebut belum didukung dengan hasil investigasi bersama antara pihak Australia dengan Indonesia sendiri.
"Memang terakhir ini melunak, yang kita anehkan kan berdasarkan sebuah laporan, yang laporan itu juga belum diinvestigasi bersama kemudian mengindikasikan terjadinya suatu cara pemotongan hewan yang tidak berstandar, akhirnya sepertinya seluruh Indonesia seperti itu dan kemudian anehnya lagi, meski Indonesia sebagai pangsa pasar oleh Australia distop," pungkas Herman.
Ia juga menyebutkan, Indonesia seharusnya bukan lagi menjadi pangsa pasar yang sangat membutuhkan tapi pangsa pasar yang menjadi pesaing bagi pensuplai.
"Ini yang harus kita ciptakan. Kita harus membuka peluang terhadap negara-negara lain yang tentunya bisa menjadi importir sapi hidup,” katanya.(*)
(Zul)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011