Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang menghadiri undangan ritual adat Jawa, berupa penganugerahan gelar Kanjeng Pangeran Haryo/KPH yang akan digelar di Istana Keraton Surakarta di Solo, Jawa Tengah.
Penghargaan ini dipimpin langsung Sinuwun Tejo Wulan Pakoe Boewono XIII, selaku Sultan Keraton Surakarta. Prosesi ini dilakukan secara resmi dan disaksikan oleh pihak istana dan para pemangku adat di Surakarta Solo.
"Kami sangat mengapresiasi penghargaan rakyat Jogja kepada putra terbaik dari Minahasa. Pak Sarundajang mengenakan pakaian adat Jawa dalam prosesi ritual adat Keraton," kata Staf Khusus Gubernur Sulut, Jackson Kumaat Kamis melalui pesan tertulisnya.
Jackson menjelaskan, penghargaan ini merupakan penghormatan terhadap sosok Sarundajang, sebagai bangsawan luar Suku Jawa. "Setelah penghargaan ini, Pak Gubernur akan menjadi kerabat keraton Surakarta Hadininggrat," kata dia.
Jackson mengungkapkan, pemberian penghargaan ini merupakan penghormatan besar, karena tidak mudah bagi pihak kesultanan menentukan pilihan. Apalagi penganugerahan adat ini melalui berbagai tahap ritual, bahkan melalui prosesi puasa, dan hanya diberikan kepada orang yang benar-benar dipercaya oleh pihak keraton Surakarta.
Selain gelar dari Keraton Solo, Sarundajang pernah dinobatkan sebagai Khalifah oleh tokoh-tokoh Muslim Maluku Utara. Sedangkan tokoh-tokoh Kristen menjuluki Sarundajang sebagai Duta Perdamaian. "Sepanjang sejarah, belum ada orang Minahasa atau Sulawesi Utara yang diberi gelar adat terhormat dari luar daerah," kata Jackson.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
keraton solo emang sungguh terlalu.
saya tahu ini mengenai apa.
reliji.
ah membosankan. diplomasi kok dibungkus kesamaan reliji segala.