Gorontalo (ANTARA News) - Hujan deras yang mengguyur wilayah Provinsi Gorontalo dalam seminggu terakhir telah memicu banding bandang dan memporak-porandakan delapan desa pada Kamis.
Banjir bandang telah merusakkan Desa Tumbuh Mekar, Monano, Sogitia, Inogaluma, Permata, Ilohua, Mooduyo, dan Muara Bone di Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango, menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Gorontalo.
Banjir bandang menerjang 111 unit rumah milik warga yang tersebar di delapan desa tersebut dan merusak dua sekolah dasar, serta satu masjid.
Dari 111 unit tersebut, ada 14 yang ikut hanyut terbawa arus banjir bandang.
Selain itu juga, akibat bencana alam tersebut sebanyak tiga jembatan rusak total, satu diantaranya terdapat di jalur trans sulawesi yang menghubungkan Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo dengan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara.
Jembatan sepanjang 60 meter di Desa Sogitia, Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango itu ambruk dan terbawa arus banjir bandang sehingga membuat jalur Trans Sulawesi terputus total.
Banjir bandang tersebut juga membuat Empat Puluh Sembilan Kepala Keluarga atau 177 jiwa warga harus di ungsikan ke tempat teraman.
Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas Bupati Kabupaten Bone Bolango, Hamim Pou mengatakan bahwa bencana alam yang terjadi di Kecamatan Bone itu membuat aktifitas masyarakat menjadi lumpuh total.
Menurut dia, banjir bandang yang memporak porandakan delapan desa di Kecamatan Bone itu membuat kondisi wilayah tersebut menjadi rusak parah.
"Saya harap pemerintah pusat bisa turun tangan dalam mengatasi hal ini," kata Hamim.
Dia mengatakan, saat ini pemerintah Kabupaten Bone Bolango bersama pemerintah Provinsi Gorontalo tengah sama-sama memberikan tanggap darurat kepada warga korban bencana Banjir Bandang tersebut dengan memberikan bantuan berupa makanan, air bersih, obat-obatan serta selimut.
Menurut dia, bantuan yang diberikan kepada para korban bencana banjir bandang itu bisa bertahan selama satu minggu saja.
(KR-MTO/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011