Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta Kamis sore melemah 46 poin ke posisi 8.578 dari posisi penutupan terakhir 8.532 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan, pasar masih relatif sensitif dengan berbagai isu global.

Namun, kata dia, kendati pergerakkan mata uang dalam negeri ada tren pelemahan pergerakan pada pasar mata uang dalam negeri rupiah masih relatif tertahan.

"Nilai tukar rupiah kembali bergerak melemah searah dengan pelemahan sebagian besar mata uang Asia lainnya," kata dia.

Ia mengatakan, ditengah ketidak pastian ekonomi global terutama pelemahan dari negara-negara maju, kemungkinan aliran modal asing masih akan masuk ke Indonesia.

"Untuk minggu ke tiga Juni ini kami perkirakan rupiah masih belum cukup kuat menembus dibawah level 8.500 per dolar AS," kata dia.

Ia menambahkan, data-data AS yang melambat juga menghadapi masalah fiskal yang cukup akut dengan defisit anggaran mencapai 1,7 triliun dolar AS atau 10,9 persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk tahun 2011.

Selain masalah defisit, kata dia, pemerintah AS juga sedang berada diujung tanduk dengan permintaan batas atas utang yang belum disetujui oleh kongres.

"Utang pemerintah AS saat ini mencapai 14,3 triliun dolar AS. Jika kongres menolak permintaan untuk menaikkan batas atas, masalah ini akan mengoncang pasar keuangan global. Namun menaikkan batas limit utang semakin membebani fiskal pemerintah," kata dia.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011