Secara artistik pertunjukannya tidak terlalu istimewa, baik koreografinya maupun unsur lainnya, hanya saja ini berakar dari tradisi masyarakat yang zaman sekarang sudah sangat langka maka sajian Niti Mahligai jadi sesuatu yang fenomenal.Jambi (ANTARA News)-Sedikitnya 700 penonton yang memadati ruang teater prosenium Taman Budaya Jambi (TBJ) terbius alam suasana sakral mendalam yang disajikan panggung pergelaran seni Bumi Sakti Alam Kerinci pada Rabu malam.
"Kita benar-benar puas terbius karena baru sekarang dapat menyaksikan langsung kekayaan khasanah seni budaya dari Kerinci, padahal selama ini daerah itu adalah bagian utuh dari provinsi Jambi yang berada di ujung paling barat," ungkap Ranty salah seorang warga kota Jambi yang menonton sajian serangkaian seni pertunjukan dari Kerinci tersebut, Rabu malam.
Menurut dia empat rangkaian acara pergelaran malam apresiasi seni Bumi Sakti Alam kerinci tersebut sangat unik dan khas, yang tidak bisa di dapat atau dilihat sembarang tempat atau pun sembarang waktu, karena selama ini masyarakat kabupaten Kerinci memang terkenal tertutup dan ketat dalam memproteksi aset-aset kebudayaannya.
"Selama ini kita tidak pernah bisa menyaksikan secara langsung selain di rekaman video atau televisi, bukan saja karena jarak Kerinci dari Jambi sangat jauh membutuhkan 10 hingga 12 jam untuk sampai ke sana, tapi juga karena rapatnya ketertutupan budaya masyarakat Kerinci, yang tidak pernah mau menunjukkan kelebihan atau keunggulan yang mereka miliki kepada orang lain," terang Edi Darma, pelukis Jambi.
Lebih jauh disampaikan Didin Siroz SSn Kasi pengolahan TBJ selaku produser acara tersebut, adapun materi pertunjukan yang disajikan TBJ malam itu adalah pertunjukan tari Niti Mahligai yang merupakan duta kesenian Jambi yang akan dikirim ke Pentas Tari Nusantara (PTN) di Tenggarong Kalimantan Timur.
Selain tari berbau magis yang fenomenal tersebut juga turut menjadi pengisi acara adalah sanggar Mindulahin yang merupakan sanggar masyarakat Kerinci perantauan di Jambi pimpinan seniman Azhar MJ. "Berkolaborasi dengan peniup Serangko (Puput atao terompet tanduk kerbau jalang Kerinci) muhamad Taufiq dan Penyair Bertopeng serta pe-Tale (Senandung khas Kerinci Letna Yulis. Selain itu juga ikut mengisi acara sanggar Sekintang Dayo Jambi yang menyajikan tarian apik yakni rangguk Sko," terang Didin.
Selain disaksikan masyarakat kota Jambi dari berbagai kalangan, turut pula menyaksikan pertunjukan tersebut dua orang wisatawan asing dari Inggris yakni Jef dan Jane Scheister, pimpinan maskapai Sky Aviation dan ketua ASITA Jambi Ali Siwon.
Saking antusiasnya penonton yang penuh sesak dalam ruang prosenium tersebut bahkan respon histeris kerap terdengar ketika pertunjukan berlangsung, terutama ketika atraksi kekebalan tubuh seperti menari di atas Sengkeh (pedang khas Kerinci), di atas beling, paku, duri, aur, dan diatas, lalu tak tembus dihujam tombak dan pedang diperagakan para penari Niti Mahligai yang umumnya adalah perempuan tersebut.
"Secara artistik pertunjukannya tidak terlalu istimewa, baik koreografinya maupun unsur lainnya, hanya saja ini berakar dari tradisi masyarakat yang zaman sekarang sudah sangat langka maka sajian Niti Mahligai jadi sesuatu yang fenomenal," kata kepala TBJ Jafar Rasuh.
Sementara seniman teater dan sastra Jambi Ary Mhs Ce`gu yang juga Sekjen Dewan Kesenia Jambi (DKJ) memberikan penilaian serupa, menurut dia sajian Tari Niti Mahligai dari Kerinci tersebut terbilang amat biasa dan sangat konvensional.
Karena itu, agar ke depannya sajian tersebut bisa menjadi seni pertunjukan yang menarik maka harus bisa lebih dikembangkan dengan konsep-konsep dan kajian artistik masa kini pula yang sesuai dengan kebutuhan zaman, agar tidak lagi terkesan hanya sebatas pertunjukan pemindahan tempat ritual dari Kerinci ke atas panggung.
(T. KR-BS)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011