Kondisi tersebut kemudian memecah tumpukan asap sisa kebakaran hutan dan lahan, sehingga asap terlihat merata menutupi sebagian besar wilayah Dumai hingga seperti mendung

Dumai (ANTARA) - Kota Dumai, Provinsi Riau, saat ini tengah mengalami mendung yang diprediksi disebabkan tebaran kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah wilayah Riau, termasuk Dumai.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Dumai, Basri, Kamis, kepada ANTARA di Dumai, mengatakan, mendung yang menyelimuti sebagian besar wilayah Dumai bukan disebabkan oleh proses alam melainkan dikarenakan munculnya kabut asap yang kemudian menutupi sinar matahari.

"Kondisi ini biasa terjadi saat musim kemarau seperti sekarang, dimana kebakaran lahan disana sini hingga menyebabkan munculnya kabut asap," kata Basri.

Menurutnya, kabut asap kali ini terbawa oleh kondisi angin yang bertiup cukup kencang pada ketinggian 100 kaki diatas udara.

"Kondisi tersebut kemudian memecah tumpukan asap sisa kebakaran hutan dan lahan, sehingga asap terlihat merata menutupi sebagian besar wilayah Dumai hingga seperti mendung," ujarnya.

Ditanya mengenai kemunculan titik api di Dumai, Basri mengaku belum mengetahuinya.

"Titik api di Dumai sejauh ini belum terdeteksi secara pasti, namun data pastinya ada di Dinas Kehutanan karena mereka yang memiliki tim penanggulangan kebakaran hutan dan lahan," katanya.

Kepala Bidang Kehutanan pada Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Dumai, Hadiono, menguraikan, sejauh ini pihaknya belum atau tidak menemukan adanya titik api di wilayahnya.

"Kemungkinan kabut asap yang muncul kali ini disebabkan kebakaran hutan dan lahan di luar Dumai," ujarnya.

Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Riau di Pekanbaru, menyatakan, pada Rabu (15/6) di Kota Dumai terdeteksi empat titik api atau "hotspot".

Kemunculan titik api diprediksi akibat suhu udara atau cuaca sebagian besar Riau termasuk Dumai yang kian panas sehingga menyulut terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011