Apakah salah saya menghalau massa yang akan bertindak anarkis, apalagi mereka membawa senjata tajam dan tombak terhunus.
Bandarlampung (ANTARA News) - Polda Lampung menarik senjata anggota provost AKP Rembayung oknum yang diduga melakukan penembakan terhadap empat wartawan saat berlangsungnya aksi unjuk rasa warga Desa Bujung Tenuk, Tulang Bawang, Senin (13/6).
"Penarikan senjata itu untuk mempermudah proses penyelidikan," kata Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih di Bandarlampung, Kamis.
Dia menjelaskan, saat ini unit Propam sedang melakukan penyelidikan terkait insiden itu, untuk menentukan sanksi baginya.
Sementara itu, AKP Rembayung sebelumnya mengatakan, tidak melakukan penembakan ke arah massa apalagi wartawan saat unjuk rasa berlangsung.
Saat itu dirinya hanya mengeluarkan tembakan peringatan karena ratusan massa yang berunjuk rasa akan berbuat anarkis dan membawa senjata tajam.
"Apakah salah saya menghalau massa yang akan bertindak anarkis, apalagi mereka membawa senjata tajam dan tombak terhunus," kata dia saat konferensi pers di Mapolda Lampung.
Dia menuturkan, saat demo massa yang menuntut hak tanahnya di PT Citra Lamtorogong Persada (CLP) ia sama sekali tidak mengarahkan senjata api ke arah baik masa maupun wartawan yang berada di lokasi.
"Sumpah demi Allah saya tidak menembak ke arah massa maupun wartawan," katanya.
Sebelumnya empat wartawan media cetak dan elektronik nyaris terkena tembakan senjata api milik AKP Rembayun, anggota Provos Polda Lampung yang meletupkan senjata apinya saat melakukan pengamanan di PT Citra Lamtorogung Persada (PT CLP), Senin(13/6).
Aksi penembakan itu terjadi saat beberapa awak media melakukan peliputan aksi warga Kampung Bujung Tenuk yang akan menduduki lahan seluas 1.500 hektare yang dikelola PT CLP.
Keempat wartawan itu adalah Johan Argena Putra (TVRI), Erwansyah (LTV), Rahman Wijayanto (Tegar TV) dan Saidi dari media Aspirasi Republik.
Insiden penembakan itu mendapat kecaman dari berbagai organisasi profesi wartawan di Lampung seperti AJI dan PWI.
(KR-AGH) (ANTARA)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011