Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi asal AS, Meta, memberikan pengenalan kepada pengguna agar lebih mudah memantau keamanan data dan privasi pengguna melalui pusat kontrol privasi yang mereka kembangkan.
Meta yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook, berupaya memusatkan satu pilihan privasi dalam fitur bernama “Privacy Center” sehingga nantinya memudahkan pengguna mengontrol datanya di satu tempat untuk semua kebutuhan di aplikasinya.
Mengutip TechCrunch, Minggu, sudah ada beberapa akun Facebook pengguna di AS yang mulai mendapatkan fitur tersebut.
Baca juga: Kepala Meta Messenger akan tinggalkan perusahaan di 2022
Nantinya ketika tahapan uji coba selesai dilakukan, maka Meta akan merilisnya secara lebih luas kepada pengguna lainnya.
Fitur “Privacy Center” itu akan berada dalam menu Pengaturan (Settings), dan akan terdiri dari beragam fitur yang sebelumnya tercerai berai seperti pilihah “Facebook’s Privacy Shortcuts” hingga “Privacy Checkup”.
Dalam fitur utama “Privacy Center” akan ada lima kategori yaitu “Security”, “Sharing”, “Collection”, “Use”, dan “Advertisement”.
Bagi Meta, cara tersebut dapat memudahkan pengguna memahami privasi dan mengklaim cara itu bisa mengamankan data pribadi pengguna dengan optimal.
Terkait masalah privasi, sebenarnya Meta sudah seringkali berurusan dengan hal ini.
Kasus terbersar misalnya seperti kebocoran data Facebook secara global hingga akhirnya menyeret Mack Zuckeburg menjalani persidangan di 2018.
Terbaru, Meta merasa keberatan dengan usaha Apple yang melakukan perubahan pada pelacakan iklan di setiap gadget-nya sehingga pengguna memiliki privasi yang lebih tertutup dari sebelumnya.
Baca juga: Meta ajukan banding pada Pemerintah Inggris untuk pertahankan Giphy
Baca juga: Rusia denda Meta dan Google soal konten ilegal
Baca juga: Rusia denda Twitter, Meta dan TikTok karena tidak hapus konten ilegal
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022