Jakarta (ANTARA News) - Para pengusaha Amerika Serikat (AS) yang tergabung dalam Amerika Serikat-Indonesia Bussines Council mengeluhkan sistem perpajakan Indonesia kepada Menko Perekonomian Boediono di Jakarta, Rabu.
"Mereka mengharapkan masalah perpajakan bisa mendukung perbaikan ekonomi Indonesia sehingga mereka mau meningkatkan investasinya. Masalah pajak itu terkait jenis pajak tertentu dan sistem pelayanan," kata Mahendra usai pertemuan pengusaha AS tersebut dengan Menko Perekonomian.
Delegasi pengusaha AS yang terdiri dari 45 orang itu juga mempertanyakan soal rencana pembangunan infrastruktur di Indonesia yang hingga saat ini dinilai belum berjalan dengan baik.
"Mereka pertanyakan rencana belanja pemerintah di bidang infrastruktur serta peran pemerintah dan swasta dalam hal ini," ujarnya.
Mahendra menjelaskan dalam kesempatan itu Menko Perekonomian Boediono menyampaikan perkembangan terakhir perekonomian Indonesia serta langkah dan arah kebijakan yang akan diambil pemerintah di masa yang akan datang.
Menurut Mahendra, Boediono menjelaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini telah terlepas dari kesulitan dengan kebijakan mengurangi subsidi BBM hingga kondisi fiskal menjadi lebih terkendali.
"Tim ekonomi saat ini berpegangan untuk menciptakan stabilitas makro dengan tetap fokus pada percepatan pertumbuhan ekonomi," tutur Mahendra.
Langkah itu dilakukan antara lain dengan mendorong perkembangan di sektor riil yang hingga saat ini masih menghadapi kesulitan akibat dampak kenaikan harga BBM.
Selain itu Boediono dalam forum resmi juga menjanjikan adanya perbaikan iklim investasi dengan mengeluarkan berbagai paket kebijakan yang saat ini sedang disiapkan seperti menghapus Perda-Perda yang menghambat investasi dan sistem perpajakan yang kurang mendukung masuknya investasi asing.
Mahendra menjelaskan juga dalam pertemuan tersebut sejumlah pengusaha AS menyatakan sangat menunggu kebijakan dari tim ekonomi yang baru untuk dipakai sebagai langkah di masa yang akan datang mempertahankan atau menambah investasi di Indonesia.
Namun masih menurutnya, tidak dibicarakan jumlah investasi para pengusaha AS yang akan ditambahkan ke Indonesia.
"Tetapi tadi ada pengusaha minuman yang mengatakan telah meningkatkan investasinya ke Indonesia sebanyak 50 persen dalam tiga hingga empat tahun ini," tutur Mahendra.
Sejumlah pengusaha AS yang hadir berasal dari Exxon Mobil, Coca Cola, IBM, Philip Morris dan Freeport.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006