Singapura (ANTARA News) - Harga minyak "mixed" (bervariasi) di perdagangan Asia, Rabu, karena kenaikan produksi industri China dan proyeksi penurunan yang lebih tajam dari perkirakan dalam stok Amerika Serikat memberikan dukungan, kata para analis.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet, untuk pengiriman Juli, turun 33 sen menjadi 99,04 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli naik 30 sen menjadi 120,46 dolar AS pada hari perdagangan terakhirnya.

"Sentimen tampaknya akan membaik karena data produksi China dan informasi dari persediaan minyak mentah mingguan," kata Serene Lim, seorang analis dari ANZ Bank yang berbasis di Singapura.

Data yang dirilis oleh pemerintah China pada Selasa menunjukkan produksi dari konsumen energi terbesar di dunia itu, naik 13,3 persen tahun-ke-tahun pada Mei, hampir tidak berubah dari 13,4 persen pada April.

Pertumbuhan berkelanjutan di sektor industri China akan diterjemahkan ke permintaan kuat minyak mentah karena lokomotif ekonomi Asia mencari energi untuk bahan bakar ribuan workshops (bengkel kerja) dan pabrik.

Pertumbuhan produksi China juga mengimbangi kekhawatiran atas melambungnya inflasi negara itu, dimana bank sentral berusaha meredam dengan membatasi lebih lanjut jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan.

Di AS, American Petroleum Institute pada Selasa memperkirakan penurunan persediaan tiga juta barel untuk pekan yang berakhir 10 Juni, menggandakan prediksi awal 1,5 juta barel.

Angka tersebut memberikan tanda bahwa permintaan telah meningkat di konsumen minyak terbesar dunia, demikian dilaporkan AFP.

(SYS/A026/A011)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011