Cianjur (ANTARA) - Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperindagin) Cianjur, Jawa Barat, mencatat sepanjang pandemi COVID-19, sebanyak 2.715 Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) baru bemunculan, sehingga total UMKM di Cianjur sebanyak 53.084.
Kabid KUMKM Diskoperindagin Cianjur, Epra Haryanto di Cianjur Jumat, mengatakan pendataan UMKM di akhir tahun 2021 di database Diskoperdagin Cianjur, terdapat 53.084 UMKM yang terdaftar dalam aplikasi Sistem Managemen Data UMKM terpadu (Simadu), sehingga ribuan UMKM baru bermunculan diakhir tahun.
"Ribuan UMKM baru tersebut, tersebar di berbagai kecamatan yang ada di Cianjur, sebagian besar bergerak di bidang makanan, seperti makanan kemasan keripik, gula merah, gula semut, kopi dan budidaya bunga," katanya.
Selama pandemi COVID-19, ketika perusahaan besar dan menengah tutup, namun pelaku UMKM menjamur di berbagai daerah, banyak warga menjadi pelaku usaha dengan berbagai produk unggulan yang tetap bertahan bahkan berkembang dengan pasar yang cukup potensial.
Bahkan produk hasil UMKM dari Cianjur, saat pandemi berlangsung, dapat menembus pasar mancanegara seperti bunga potong dan kopi luwak hasil produksi pembudidaya di Kecamatan Pacet-Cipanas. Kopi luwak pemasarannya sudah sampai ke Singapura, India, Thailand, Hongkong dan sejumlah negara di Timur Tengah.
"Bahkan untuk produk unggulan lain seperti lampu gentur, juga sudah tembus pasar internasional, dimana pelaku usaha mendapat pesanan pribadi melalui surat elektronik dan media sosial. Namun kami masih mendata berapa besaran pesanan dari mancanegara setiap bulannya," kata Epra.
Saat ini, dinas juga tengah melakukan pendampingan, pembinaan dan pengembangan terhadap pelaku usaha gula semut yang mulai dilirik pasar mancanegara, agar dapat bersaing dengan gula semut dari kota/kabupaten lain di Jabar.
"Kita akan terus melakukan pendampingan, pembinaan dan membantu pengembangan agar produk yang dihasilkan pelaku UMKM di Cianjur, dapat tembus pasar internasional, sehingga dapat bersaing dengan produk lain di Indonesia untuk ekspor," katanya.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022