"Saya prihatin dengan berita hasil survei international (World Justice Project masih menempatkan Indonesia di bawah, dari 65 negara Indonesia di 47 negara terkorup dan tidak adil, berita ini menjadi "warning" (peringatan, red) bagi kita," katanya dalam diskusi Forum MKGR di Jakarta, Selasa.
Untuk itu, menurut Priyo Budi Santoso, saat ini harus menjadi momentum melakukan mawas diri bersama terutama cabang-cabang kekuasaaan baik legislatif, eksekutif maupun yudikatif.
Menurut dia, kondisi yang penuh dengan hiruk pikuk saat ini menjadi masa sulit bagi Indonesia ke depan, terutama reformasi dan demokrasi.
"Kalau ini tidak direspon, saya khawatir justru akan terjadi "turbulensi" (kekacauan), menuju negara gagal," katanya.
Ia menambahkan, reformasi dan demokrasi yang telah diperjuangkan tidak boleh berhenti. Menurut Priyo, saat ini Indonesia masih dalam tahap mencari bentuk demokrasi yang tepat, sehingga kegagalan dalam mengelola berbagai masalah bisa tergelincir kembali ke negara otoriter.
"Kita tidak bisa kembali lagi ke masa lampau, yang otoriter, kita harus melanjutkan ini (reformasi) tidak boleh berhenti," katanya.
Wakil Ketua DPR Priyo juga mengkhawatirkan bila keadaannya terus seperti ini, akan terjadi gejolak di masyarakat yang dapat mengakibatkan bentrokan dengan negara.
"Akan ada tumbukan lempeng negara dan masyarakat yang berbahaya yang perlu dihindari," katanya.(*)
(T.M041/A011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
DPR yang lebih banyak tau, tentang kondisi di dalam, klo kami rakyat biasa, cuma merasakan sedih, sulit, dll pokonya bagian yang susah2, dech.
Rupanya Suara terbanyak itu belum tentu baik,,,,,,