Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta Selasa menguat 9 poin ke posisi 8.528 dibanding posisi penutupan hari sebelumnya 8.537.
Pengamat pasar uang Monex Investindo Futures Johanes Ginting mengatakan, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS lebih banyak karena faktor teknikal setelah sebelumnya melemah akibat tekanan ambil untung.
"Setelah kemarin rupiah melemah, pelaku pasar kembali masuk, istilahnya short covery setelah kemarin mereka keluar," kata dia.
Ia menambahkan, inflasi China yang dianggap positif oleh pelaku pasar memicu pelaku pasar sejenak meninggalkan sentimen negatif dan kembali pelaku pasar uang mengambil posisi beli.
"China merupakan ekonomi dunia ke dua dunia, jadi dengan inflasi yang positif berdampak positif salah satunya terhadap harga komoditi. Selain itu, pergerakkan harga dunia yang terkait dengan nilai inflasi akan stabil," ujar dia.
Ia menambahkan, imbal hasil investasi di "emerging market" yang masih tinggi di banding negara-negara maju seperti AS masih menjadi salah satu faktor positif investor melakukan penanaman modal.
"Imbal hasil kita masih tinggi, dibanding AS yang masih rendah, jadi penanaman modal asing masih akan terus masuk," ujarnya.
Meski demikian, kata dia, harus diwaspadai juga dana asing yang keluar dari dalam negeri (capital outflow) jika AS akan menaikkan suku bunganya untuk mempercepat pertumbuhan ekonominya.
"Belum ada `capital outflow` selama AS masih menahan suku bunganya, sehingga `emerging market masih menjadi tujuan untuk berinvestasi," katanya.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011