Garuda harus tumbuh di kawasan timur, buat apa ada fasilitas negara kalau tidak dapat dimanfaatkan masyarakat.Makassar (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan, Maskapai Penerbangan Garuda harus tumbuh di Kawasan Timur Indonesia untuk mendorong percepatan pembangunan KTI.
"Garuda harus tumbuh di kawasan timur, buat apa ada fasilitas negara kalau tidak dapat dimanfaatkan masyarakat," kata Fadel pada acara temu BEM se-KTI di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, pentingnya dukungan transportasi itu, karena untuk meningkatkan konektivitas KTI dengan wilayah dan kawasan ekonomi yang sudah berkembang.
Menurut dia, dukungan sistem transportasi dan logistik yang efisien, ekonomis, efektif dan relevan dengan kondisi obyektif KTI dapat mempercepat pembangunan di KTI.
"Selain itu, juga perlu ditunjang dengan pengembangan koridor ekonomi dan sinergitas antar koridor, serta penguatan SDM dan IPTEK di KTI," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, terdapat enam koridor ekonomi dengan masing-masing potensi SDA yakni koridor Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi-Maluku Utara dan Koridor Papua-Maluku.
Dia mengatakan, khusus koridor Sulawesi merupakan pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan perikanan nasional.
"Ini terdiri dari lima hub yakni Manado, Gorontalo, Makassar, Kendari dan Mamuju," ujarnya.
Dari koridor tersebut diestimasikan dapat meningkatkan PDRB sebesar 4,4 kali dari 21 miliar dolar AS pada 2008 menjadi 94 miliar dolar AS pada 2030 dengan perkiraan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,7 persen dibandingkan estimasi "baseline" 6,0 persen.
Untuk mendukung hal tersebut, lanjut dia, infrastruktur kunci yang dibutuhkan diantaranya adalah irigasi untuk pengembangan sektor pertanian pangan dan perkebunan.
Fasilitas lainnya, pelabuhan untuk penanganan produk industri pertanian yang difokuskan di tiga lokasi yakni Pelabuhan Makassar, Bitung dan Kendari.
"Sedang untuk pemrosesan produksi tambang seperti nikel di Sultra, dibutuhkan suplai listrik yang memadai," katanya.
(S036) (ANTARA)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011