Hong Kong (ANTARA News) - Sebuah penelitian di Hong Kong menemukan bahwa orang China yang mampu berbicara bahasa asing terutama Inggris, bisa mengalami perubahan pada gaya bercintanya.
Kemampuan berbahasa asing dapat membuat orang lebih mendalami variasi budaya yang membuat mereka lebih mampu untuk mempraktekkan gaya bercinta yang berbeda.
Penelitian itu, yang dilakukan oleh The Hong kong Polytechnic university menemukan bahwa mahasiswa yang berbicara bahasa Inggris menjadi lebih terbuka, lebih berani dan terbuka terhadap pengalaman baru ketimbang mahasiswa yang hanya berbicara bahasa Kanton.
Hasilnya, yang diterbitkan dalam buletin kepribadian dan Psikologi sosial menyimpulkan bahwa ada korelasi antara kemampuan berbahasa asing dengan satu sifat kepribadian,termasuk kepribadian atau gaya bercinta.
Para peneliti tak secara langsung memperoleh hubungan antara kemampuan berbahasa asing dengan kemampuan seksual.
Orang yang mampu berbicara menggunakan bahasa asing itu lebih pandai dalam menggoda dan lebih nyaman berbicara membahas mengenai subjek erotis dalam bahasa asing.
Menurut pandangan seksolog dan pakar hubungan manusia Dr.Yvonne K. Fulbright seperti dikutip oleh huffingtonpost, mengatakan kemungkinannya bisa terjadi.karena kemampuan berbahasa asing orang di luar bahasa aslinya telah membuat orang memahami beragam budaya dari negara lain. Hal itu membuat orang terpengaruh dan mengungkapkan perasaan seperti budaya yang mereka tiru.
"Sehingga hal itu berarti bahwa ekspresi seksual mereka terpengaruh oleh gaya seksi berbicara,"Ujar Dr, yvonne.
Dalam kasus bahasa Inggris sebagai bahasa kedua berkaitan dengan gaya bercinta, menurut Dr. Yvonne memang seseorang bisa menjadi lebih berani dalam hubungan percintaan mereka. Sehingga mereka tampak lebih erotis ketika berada bersama pasangannya. Kemampuan bercinta biasanya diperoleh dari informasi erotis dari bahasa kedua mereka.
Kemampuan berbahasa asing, terutama Inggris membuatnya lebih mudah untuk memahami informasi seksual melalui dua media baik cetak maupun elektronik.
Di Asia, persoalan seks merupakan persoalan yang tabu. Media jarang mengungkap secara rinci seperti yang dilakukan media barat.sebagai hasilnya banyak orang melihat informasi seksual dari bahasa asing.
Survei sebelumnya juga menunjukan bahwa pria dengan profesi sebagai dokter, guru atau profesor, pengamat penulis dan pekerja di bidang industri hiburan secara umum dikategorikan memiliki kemampuan yang baik dalam bercinta.
(*)
Pewarta: Yudha Pratama Jaya
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011