Jakarta (ANTARA) - Lebih dari 180 juta dosis vaksin COVID-19 buatan Sinopharm dan Sinovac telah dikirim ke 49 negara melalui skema vaksin global -- COVAX.

Sinopharm dan Sinovac telah memainkan peran global yang penting dalam meningkatkan imunitas dan menyelamatkan nyawa, kata seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (6/1).

Penasihat senior direktur jenderal WHO, Bruce Aylward, mengatakan bahwa vaksin buatan kedua perusahaan farmasi China itu telah mencakup hampir 20 persen dari total vaksin yang dikirim melalui COVAX, yakni sebuah inisiatif vaksin COVID-19 internasional yang dipimpin oleh WHO.

Para staf mengangkut vaksin COVID-19 dari China di sebuah bandara di Managua, Nikaragua, pada 12 Desember 2021. (Xinhua/Xin Yuewei)

Data resmi WHO menunjukkan bahwa COVAX telah mengirimkan 959 juta dosis ke 144 negara.

Meski demikian, dengan laju peluncuran vaksin saat ini, 109 negara masih belum dapat memberikan vaksinasi lengkap kepada 70 persen populasi mereka pada awal Juli 2022 seperti yang ditargetkan oleh WHO, kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers pada Kamis (6/1).

Menurut Tedros, kesenjangan kesehatan dan vaksin merupakan kegagalan terbesar pada 2021.

Faktor-faktor itu menjadi "pembunuh manusia dan pekerjaan" serta merusak pemulihan ekonomi global, kata Tedros.

Dia juga mengatakan bahwa "pemberian dosis penguat (booster) di sejumlah kecil negara tidak akan mengakhiri pandemi ketika miliaran orang masih belum terlindungi (dengan vaksin) sepenuhnya."

Penerjemah: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022