Harimau itu juga terkadang tidur-tiduran di teras rumah warga sekitar 15 menit bahkan setengah jam. Akibatnya warga takut untuk keluar rumah dan lebih memilih mengurung diri di dalam rumah.
Dumai (ANTARA News) - Harimau liar spesies Sumatra (Panthera tigris sumatrae) dikabarkan dalam tiga hari terakhir terus "bersarang" di pekarangan rumah warga Dusun Geniot, Kelurahan Basilam Baru, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, Riau.
Seorang warga Dumai, Fahmi, kepada ANTARA News di Dumai, Selasa, mengatakan kemunculan harimau di pekarangan rumah warga bukan sekali saja terpantau, dalam sehari terkadang bisa dua sampai tiga kali.
"Harimau itu juga terkadang tidur-tiduran di teras rumah warga sekitar 15 menit bahkan setengah jam. Akibatnya warga takut untuk keluar rumah dan lebih memilih mengurung diri di dalam rumah," katanya.
Saat ini kata Fahmi, banyak warga yang memilih untuk mengungsi ke rumah kerabat atau tetangga yang berjarak cukup jauh dari kawasan hutan dan perkebunan mereka.
"Warga-warga ini mengunsi sudah sejak dua hari lalu, namun hanya malam hari saja. Siang hari mereka tetap berada di rumah," ujarnya.
Di dusun Geniot menurut Fahmi, terdapat sedikitnya 50 kepala keluarga. Jarak rumah warga yang cukup jauh yakni 500 meter sampai 1 kilometer, kata dia, membuat kebanyakan warga semakin dihantui ketakutan.
"Mereka juga banyak yang mengancam akan membunuh harimau liar itu. Daripada kita yang mati, baik dia (harimau-red) yang dibunuh," tuturnya.
Seorang Ketua Rukun tetangga di Dusun Geniot, Muhammad Syarif, mengatakan, saat ini pihaknya telah melaporkan kasus kemunculan harimau liar ke pihak pemerintah kelurahan dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
"Sejauh ini belum ada tindak lanjut atas laporan kami. Hanya BKSDA yang telah turun, itu pun untuk kepentingan pemantauan," katanya.
Syarif mengatakan, sejak empat pekan terakhir, gerombolan harimau telah melahap sedikitnya 20 ekor ternak unggas warga terutama ayam dan itik.
"Parahnya lagi, kalau sebelumnya harimau hanya sampai perkebunan atau paling hanya numpang lewat di dusun, sekarang justru sudah sampai ke pekarangan dan bahkan tidur-tiduran di teras rumah warga," ucapnya.
Saat ini terang dia, di Dusun Geniot terdapat sedikitnya 100 kepala keluarga yang terbagi atas dua wilayah rukun tetangga, yakni RT 015 dan RT 016.
"Kemunculan harimau sampai ke pekarangan rumah warga dua RT ini," kata Ketua RT 016 ini.
Dikesempatan terpisah, Ketua RT 015, Perayit, menambahkan, sejauh ini memang belum ada korban jiwa akibat amukan harimau.
"Namun seorang warga, sekitar seminggu lalu sempat di terkam harimau. Akibatnya, bagian kaki dia mengalami luka yang lumayan parah," tuturnya.
Sejak peristiwa itu, kata dia, kondisi dusun terlihat mencekam dan nyaris tidak ada kegiatan di perkebunan pada pagi dan sore hari.
"Kebanyakan warga hanya berkebun pada siang hari sekitar jam sebelas (11.00 WIB-red) sampai jam tiga siang (15.00 WIB -red). Warga yang berkebun pun kebanyakan memilih untuk membentuk rombongan yang jumlahnya lebih dari lima orang.
Hal ini dilakukan warga karena memang harimau paling sering masuk perkebunan dan pekarangan rumah warga pada jam-jam pagi, sore dan malam hari," kata Perayit.
(ANTARA)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011