Angka pada semester kedua 2010, sedikit membaik dibandingkan tingkat 45,7 persen selama periode yang sama 2009, tapi itu meningkat dari semester pertama 2010, ketika ledakan pembangunan sementara mendorong pekerjaan.
UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina, mengatakan angka-angka menunjukkan krisis yang sedang berlangsung di Gaza dan pengaruh berkelanjutan dari blokade Israel di wilayah pesisir.
"Ini adalah tren yang mengganggu," kata juru bicara UNRWA Chris Gunness, mengacu pada kedua angka pengangguran dan statistik yang menunjukkan bahwa upah riil terus menurun.
Dia mengatakan "sulit untuk memahami logika" dari blokade Israel, mengatakan itu "sengaja memiskinkan begitu banyak dan mengutuk ratusan ribu orang yang berpotensi produktif ke sebuah kehidupan miskin."
Israel memberlakukan blokade di Jalur Gaza pada 2006, setelah tentara Israel Gilad Shalit diculik sekelompok militan berbasis di Gaza. Israel memperketat pembatasan setahun kemudian, ketika Hamas menguasai daerah kantong.
Blokade ini sedikit mengendur pada Juli 2010, karena tekanan internasional meningkat pada Israel setelah sembilan aktivis Turki tewas dalam serangan Israel terhadap armada kecil kapal bantuan untuk mencapai Gaza.
Israel mengatakan blokade diperlukan untuk mencegah Hamas dari pergerakan senjata, uang dan orang-orang masuk dan keluar dari Gaza, tetapi Gunness mengatakan blokade tidak tampaknya telah melemahkan Hamas.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa sejak 2007, Hamas telah mampu meningkatkan pekerjaan publik dengan sekitar seperlima," katanya, mencatat bahwa pekerjaan sektor swasta telah menghilang pada periode yang sama.
"Jika tujuan kebijakan blokade adalah untuk melemahkan pemerintahan Hamas, angka pekerjaan publik menunjukkan ini telah gagal," tambah Gunness.
"Tapi itu sudah tentu telah sangat berhasil dalam menghukum beberapa menjadi yang termiskin dari yang miskin di wilayah Timur Tengah."
Gunness mengatakan tingkat pengangguran yang tinggi juga meningkatkan tekanan pada UNRWA, yang membantu 1,1 juta orang di Gaza. Badan itu mengatakan jumlah yang "miskin" yang ia bantu, mereka yang penghasilan kurang dari 1,60 dolar AS per hari, telah meningkat tiga kali lipat sejak blokade diberlakukan menjadi 300.000 orang, demikian AFP melaporkan. (A026/A023/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011