Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Sedikitnya tujuh tanker yang membawa bahan bakar minyak untuk pasukan NATO di Afghanistan terbakar Senin ketika sebuah bom yang dipasang di salah satu truk itu meledak di sebuah terminal di Pakistan, kata beberapa pejabat.
"Sebuah bom yang dipasang dengan alat pengatur waktu meledakkan sebuah tanker minyak. Ledakan itu menyulut kebakaran yang melalap enam truk minyak lain," kata pejabat pemerintah daerah Shahar Yar Khan kepada AFP.
Tidak ada laporan mengenai korban dalam insiden itu, tambahnya.
Seorang pejabat lain di daerah itu mengatakan, lebih dari 30 truk BBM diparkir di sebuah terminal di perbatasan Torkham di kawasan suku Khyber yang dilanda kekekerasan.
Sebagian besar dari kendaraan itu dipindahkan namun kobaran api mengancam sekitar 10 truk BBM lain yang masih berada di daerah itu, katanya.
Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu, namun Taliban di masa silam melancarkan serangan-serangan semacam itu untuk mengacaukan pemasokan bagi lebih dari 130.000 prajurit internasional pimpinan AS yang berperang di Afghanistan.
Sebagian besar perbekalan dan peralatan bagi pasukan asing di Afghanistan dikirim melalui Pakistan, namun militer AS kini semakin sering menggunakan jalur alternatif melalui Asia tengah.
Lebih dari 4.400 orang tewas dalam serangan-serangan yang dituduhkan pada Taliban dan jaringan garis keras lain yang berpangkalan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan pemerintah menyerbu gerilyawan di sebuah masjid di Islamabad pada 2007.
Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaida melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.
Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.
Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.
Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaida dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaida dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.
Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.
Pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dalam serangan rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei.
Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011